Masjid Raya Samarinda

Masjid Raya Samarinda

Sianok

Sianok
Karunia yang berwujud keindahan sebuah ngarai.

Drini, Gunung Kidul

Drini, Gunung Kidul

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Dari Bukit Gundaling, Berastagi.

Senggigi

Senggigi

24 September 2014

Akreditasi #4; Pemahaman Keliru Bapak Asesor

Buat kami, yang berada di sekolah swasta, maka memiliki diferensiator  sespesifik mungkin adalah sebuah pembeda dari sekolah yang ada di sebuah wilayah, yang bertujuan sebagai daya saing. Ini penting sekali saya dan teman-teman sadari dan amalkan dalam kehidupan kami sehari-hari agar masyarakat tetap menjadikan sekolah kami sebagai pilihan terbaik mereka. 

Pemahaman serta kesadaran kami terhadap apa yang sering disebut orang marketing sebagai daya saing tersebut, adalah modal uatama dan terpenting dalam terus memperjuangkan keberlangsungan atas prestasi yang selama ini diperjuangkan. Itulah maka student attitude sebagai panduan bagi pengembagan karakter siswa benar-benar kami ejawantahkan dalam proses interaksi antara kami dengan siswa di sekolah. 

Namun, 10 attitude yang kami bangun sejak tahun 2005 lalu, keudian ada dua sekolah swasta lain yang benar-benar mengcopi apa yang kami punya, satu adalah sekolah swasta yang ada di bilangan Jakarta Selatan dan satunya lagi adalah sekolah swasta yang ada di Provinsi Kalimantan Timur, justru menjadi komentar minus dari salah satu asesor yang datang ke sekolah kami ketika sekolah kami ada kegiatan visitasi akreditasi sekolah dari BAS/M Prov DKI Jakarta beberapa waktu lalu.

Bukan karena galau maka saya membuat catatan ini atas peristiwa tersebut. Saya justru mengambil pelajaran atas terjadinya pernyataan asesor yang berkonotasi tidak positif tersebut.

"Meski bagus rumusan tentang student attitude tersebut, saya eniainya ada yang kurang. Karena dalam 10 attitude tersebut tidak mencerminkan adanya kecerdasan kinestatik." kata asesor tersebut di hari pertama saat saya sendiri selesai memaparkan tentang visi dan misi sekolah serta bagaimana prototipe siswa yang menjadi out put nya.

Dan atas pernyataannya itu, saya dan kepala sekolah berusaha untuk memberikan penjelasan serta klarifikasi sejak pernyataan itu dibuat di hari pertama. Bukan untuk memberikan sanggahan karena pernyataan itu tidak sesuai dengan harapan kami. Namun penjelsanan.

"Begini Pak Asesor, 10 hal tersebut adalah attitude tersebut ada dalam ranah perilaku, budi pekerti. Oleh karenanya kinestetik tidak dapat kita masukan di dalam ranahnya attitude. Dengan demikian, memang tidak perlu keberadaan kinestatik atas profile siswa yang kami miliki." Begitu jelas saya.

Penjelasan ini perlu saya sampaikan supaya Bapak Asesor tersebut tidak salah menafsirkan apa yang kami punya sdan miliki. Karena saya berpikir juga, bahwa saat itu adalah hari pertama dari dua hari akreditasi. Sehingga ketika hari kedua nanti persepsi tersebut menjadi lebih lurus. Begitulah yang saya pikir atas pernyataan yang dibuatnya.

Tetapi, usaha saya untuk meluruskan persepsi tersebut menjadi sia-sia belaka ketika pada saat penutupan acara akreditasi, Bapak asesor tetap membuat pernyataan ketiadaan kinestetik dalam profil siswa.  Artinya, simpul saya kemudian, Bapak itu memang tidak mendengar apa yang saya sampaikan sebagi penjelasan atas pemahamannya yang keliru.

Jakarta, 24 September 2014.

No comments: