Siang itu, dalam suasana taklim pekanan yang saya hadiri, ada teman yang bercerita tentang bagaimana ia berada dalam kondisi koma, tidak sadarkan diri di rumah sakit akibat menderita penyakit yang tergolong berat dan mahal. Karena dia telah lancar bercerita, tentu karena ia telah pulih seperti sedia kala. Sehat wal'afiat kembali. Alhamdulillah. Begitu teman lain menyambut kedatangan kembali dalam taklim tersebut.
Dimana ia berjibaku untuk mampu menyebut Allah, Sang Khalik yang diyakininya.
Itu jugalah yang melahirkan kembali komitmen saya untuk membacai semua buku yang saya telah kumpulkan dan menjadikannya bahan atau referensi dalam membangun dan memperkokoh pengetahuan, pemahaman, dan analisa kepada bentuk pengamalan yang lebih intensif. Saya menjadi berkomitmen kembali agar semua itu saya lakukan sekarang juga. Dan tidak harus masa pensiun datang. Semoga. Amin.
Jakarta, 13 Februari 2011.
Dimana ia berjibaku untuk mampu menyebut Allah, Sang Khalik yang diyakininya.
- Hanya kata itu yang mampu, tuturnya. Ia mencoba dengan kekuatan jiwanya, karena dalam kondisi koma, untuk menyebut lafaz yang lebih panjang. Namun kekuatannya sulit untuk muncul. Maka lafaz Allah yang mampu ia tuturkan.
- Saya takut jika Allah mengambil saya pada saat saya tidak mengesakan Allah, lanjutnya. Dan kesadaran itu pulalah yang membuatnya untuk hadir dalam taklim siang itu, setelah lebih kurang satu tahun absen. Ia tampak sekali mensyukuri kesehatannya kembali itu dengan tekad untuk mengisi hidup lebih bermakna.
- Hidup pada kesempatan kedua kalinya. Kata teman yang lain.
- Apa yang terjadi pada saat kesadaran itu tidak ada? Tanya temannya.
- Sulit sekali melafazkan kata atau kalimat toyibah. Bahkan untuk melaksanakan Salat lima waktu ketika kesadaran itu dikembalikan, saya harus bersusah payah untuk mengingat lafaz Al Fatihah. Selalu saja hadir bisikan agar supaya saya tidak melaksanakan Salat. Jelasnya.
- Itulah yang membuat saya untuk lebih keras lagi dalam belajar agama setelah sehat kembali. Saya takut meninggal dalam keadaan tidak beriman. Lanjutnya.
Itu jugalah yang melahirkan kembali komitmen saya untuk membacai semua buku yang saya telah kumpulkan dan menjadikannya bahan atau referensi dalam membangun dan memperkokoh pengetahuan, pemahaman, dan analisa kepada bentuk pengamalan yang lebih intensif. Saya menjadi berkomitmen kembali agar semua itu saya lakukan sekarang juga. Dan tidak harus masa pensiun datang. Semoga. Amin.
Jakarta, 13 Februari 2011.
No comments:
Post a Comment