Sepanjang
tahun pelajaran 2017/2018 ini saya mendapat lima siswa talaqi, dan mereka semua
adalah siswa kelas IX. Yang berarti mereka akan meninggalkan jenjang pendidikan
menengah pertamanya. Artinya bagi saya dengan kelimanya adalah usainya waktu
bertemu bersama mereka di saat selesai shalat Dhuha, berbaris kebelakang dan
maju bergantian untuk membacakan kepada saya satu, dua, bahkan empat halaman Al
Qur'an.
Itu
juga dapat saya artikan bahwa kedepan saya sudah sedikit sekali
kemungkinan mendengar mereka tilawah dengan mushafnya, memberikan masukan
jika dibutuhkan, dan memberikan dorongan. Juga sudah tidak akan lagi bersama
mereka seperti ketika sesekali saya meminta mereka untuk membuka kembali Al
Qur'an-nya dan memperdengarkan terjemahan ayat-ayat. Tahun depan, di tahun pelajaran 2018/2019, saya akan
mendapat siswa baru yang pasti berbeda keunikannya dibanding tahun ini. Inilah
yang menjadi waktu sekarang ini, sebagai waktu akhir tahun pelajaran, menjadi waktu pembatas buat saya untuk mengakhiri yang lalu dan bersiap menyambut sesuatu yang baru di pertengahan Juli nanti sebagai awal tahun pelajaran baru.
Ini menjadi penting untuk saya buat catatan agar saya dapat mengingat selalu dengan pengalaman bersama lima peserta didik saya dalam talaqi Al Qur'an. Bahwa kelimanya dari mereka memiliki keunikan yang luar biasa berkesan dalam diri saya. Kelimanya juga d\menjadi cermin untuk saya sendiri dalam hal kebisaan dan kebiasaan saya dalam membaca Al Qur'an.
Ada yang sejak awal tahun pelajaran ketika tilawah Al Qur'an dapat saya ibaratkan sebagai kemampuan berlari begitu kencangnya, faham sekali kapan istrirahat, pelan sementara, dan kemudian melakukan sprint. Yang dari Senin hingga Kamis ia telah menyajikan bacaannya di hadapan saya tidak kurang dari 20 halaman atau 10 lembar, atau satu juz. Sehingga dalam kurun waktu tahun pelajaran kemarin ia berhasil khatam satu kali dan yang berikutnya sudah masuk di juz ke-10.
Ada juga yang tidak berlari tetapi berjalan begitu cepat degan alunan merdu suaranya yang benar-benar keren, dan saya selalu memberinya kesempatan untuk menyelesaikan dua halaman sekali pertemuan. Juga ada tiga siswa saya lainnya yang meski baru berjalan tetapi langkahnya langkah tegap teratur. Yang ketika awal pertemuan di awal tahun pelajaran kadang masih tersendat. Dan kepada mereka menyajikan bacaan satu halaman setiap harinya. Mereka semua, kelimanya, memberikan warna tersendiri kepada saya. Sungguh!
Jakarta, 25 Mei 2018
No comments:
Post a Comment