Saya bener-benar penasaran dengan Pekalongan.
Salah satunya karena saya hanya transit ketika melalui Pekalongan. Apakah
karena saat pulang kampung, yang kadang perjalanannya saya buat
melingkar-lingkar meski tujuan mudik saya ada di wilayah selatan Jawa Tengah.
Atau juga ketika saya kembali ke Jakarta via Semarang atau via Banjarnegara.
Dua-duanya, atau beberapa kesempatan itu terhitung transit. Sehingga Pekalongan
tetap menjadi wilayah yang belum saya ketahui lebih baik.
Peta Kota Pekalongan yang saya dapat di hotel di Jalan Cipto Mangunkusumo. |
Hingga ketika waktu dan kesempatan itu
tiba. Dan juga meski hanya 2 malam saya berada di Pekalongan dan hanya dengan 8
trip menggunakan transportasi online serta 4 kali naik becak. Pengalaman itu
harus saya syukuri sebagai anugerah yang membuat saya lebih tahu tentang
Pekalongan.
Mulai dari alun-alun dan 'mall' serta Majid
Kaumannya. Tentang Makanan yang ada di seputar Taman Sorogenen, yang kebetulan
malam itu berdangdut dengan liputan dari tivi Batik. Tentang batik yang ada di
ruko tua di Jalan Sutomo dan ruko moderen yang konsepnya luar biasa super
keren. Juga gelaran batik butik di sekita jalan Agus Salim. Serta batik
masyarakat yang berdenyut kencang di Kauman atau Pesindon.
Juga tentang taman mangrove yang wah dan
kosong dari penjagaan tiket meski diresmikan oleh Pak Menteri. Dan wisata
pantai serta Tempat Pelelangan Ikan yang di pagi hari itu sibuk menurunkan
ikan-ikan dari kapal nelayan yang baru sandar untuk kemudian siap lelang.
Pendek kata, saya bersyukur berkesempatan ke
Pekalongan dalam dua hari.
Jakarta, 27.11.2017
No comments:
Post a Comment