Pada saat kedatangan saya di Cilacap, pada Sabtu, 11 November 2017, untuk sebuah pertemuan yang diinisiasi oleh teman-teman dari Purworejo dalam rangka persiapan sebuah acara pertemuan silaturahim teman-teman sekolah di hari Sabtu, 30 Desember 2017, inilah penampakan kota Cilacap.
Hari itu saya telah berada di terminal bis Cilacap yang ada di daerah Gunung Simping, tepat pukul 02.00. Karena tidak ada kamar hotel yang kami book untuk hari itu, maka warung makan yang ada di terminal tersebut menjadi tujuan kami. Selain memesan air teh manis yang panas, mendoan menjadi penghangat suasana. Beberapa orang dengan sepeda motor datang silih berganti untuk menyantap nasi rames di warung itu. Mereka tampaknya warga lokal yang lokasi tinggalnya tidak jauh dari terminal. Ini tampak dari pakaian mereka yang hanya mengenakan oblong dan tanpa helm.
Dan ketika matahari telah terbit menerangi udara yang ada di terminal bis, saya bersama anak sulung segera meninggalkan terminal menuju tugu Cilacap yang lokasinya berada di perempatan alun-alun Cilacap dengan meminta tolong abang becak.
Inilah slogan kota Cilacap, yang dikala malam akan memancarkan cahaya yang indah. |
Sudut yang lain dari pusat kota Cilacap. |
Perjalanan kami lanjutkan dengan menyusuri jalan tersebut hingga sampai pada Jalan Budi Utomo. Dan kami kembali lagi di lokasi semula ketika waktu magrib telah berlalu. Meski tujuan utamanya adalah untuk makan malam, tidak pelak lagi, melihat lokasi yang menjadi pusat kumpul warga kota di Sabtu malam menarik untuk kami saksikan.
Air mancur yang ada di tengah perempatan pusat kota dengan latar belakang menara masjid. |
Inilah lokasi titik kumpul warga di Kota Cilacap di hari Sabtu malam. |
Jakarta, 15 November 2017.
No comments:
Post a Comment