"Apakah masih bisa diundur hingga 10 hari ke depan ya Pak? Mengingat proyek saya sudah gol semua tetapi hanya kesulitan dalam pencairan dananya. Mudah-mudahan dalam sepuluh hari ke depan dana-dana saya sudah cair dan dapat segera menunaikan semua tugas saya yang masih menggantung." Kata seorang Bapak kepada seorang Bapak yang lain, yang selama ini telah berkontribusi dalam kelancaran transportasi anandanya.
"Ketika mendapat pesan seperti itu saya benar-benar bingung Pak. Mau apa lagi jawaban saya untuk Bapak itu. Bukankah kata-kata saya sebelumnya benar-benar telah jelas dan sangat mudah dimengerti?" Bapak itu mengadukan kapada saya suatu siang di halaman sekolah.
"Maka setelah menghitung-hitung berapa besar kontribusi yang telah saya berikan kepada Bapak itu dan keluarganya sejak tahun pelajaran yang lalu, maka saya bertekad untuk berani mengatakan tidak." Kata Bapak itu dengan raut muka yang tentunya tidak bahagia. Karena sebagai seorang pengemudi, mendapat langganan adalah sebuah anugerah. Dan anugerah itu selalu terbayang sebagai simpanan kelak ketika ditunaikan.
Nyatanya? Simpanannya itu belum juga ditunaikan. Maka tidak ada kata lain selain mengatakan tidak. Meski masih ada janji baru, yaitu mundur sepuluh hari. Itulah yang akhirnya saya bilang kepada Bapak itu bahwa simpanannya masih sebatas angan. Semoga kelak dicukupkan Allah.
"Amin. Terimakasih Pak Agus."
Jakarta, 20 Maret 2015.
No comments:
Post a Comment