Ketika saya membaca apa yang disampaikan oleh kiai Gus Mus lewat twitter, saya kok merasa tersanjung. Bukankah saya ini apa yang oleh Gus Mus sebut sebagai rakyat? Apalagi di musim Pemilu tahun 2014 ini. Karena harus saya akui, sebagai bagian dari rakyat Indonesia yang memiliki hak pilih di Pemilu nanti, dengan posisi sebagai pemilih saja, bukan menjadi bagian dari kader atau bahkan tim think thank dari seorang tokoh dengan kaliber apapun, maka kehadiran saya nanti di TPS, adalah menggenapi butiran hitungan. Itulah yang saya sebut sebagai kontribusi saya sebagai pemilih dalam apa yang dikonstruksikan oleh negara sebagai demokrasi.
Karena memang itulah posisi yang pas untuk saya pada musim Pemilu seperti sekarang ini. Sebab, tidak ada tugas lain selain memenuhi undangan dari surat undangan petugas TPS. Karena waktu dan tempat yang telah ditentukan di dalam surat itu ecara tegas meminta kedatangan saya sebagai pemilih.
Tentu ini tugas tidak berat untuk saya dan juga beberapa yang lainnya. Berbeda sekali dengan apa yang dilakukan oleh teman-teman saya lain yang begitu sibuknya dalam pelaksanaan Pemiu ini. Itu karena ada predikat yang berbeda dengan saya.
Maka pas sekali ketika membaca doa dari yang disampaikan oleh Gus Mus. Terima kasih Gus, atas rangkaian kata dari doamu yang kau sebar lewat sos med. Saya telah mengaminkan kalimat doa itu. Amin.
Jakarta, 03.04.2014.
No comments:
Post a Comment