Pagi ini, tidak seperti biasanya, saya meyalakajn lampu-lampu kelas yang baru saja dibuka oleh tsf kami yang memiliki tugas membuka dan mengunci ruang-ruang yang ada d sekolah. Ketika beberapa kelas itu saya nyalakan lampu dengan kondisi normal, maka tidak ketika saya berada di salah satu kelas yang berada di lantai dasar sekolah kami. Ini tidak lain karena di ruangan itu langsung menyergap di hidung saya bau busuk yang tidak mengenakkan.
Saat itu juga saya minta staf sekolah untuk mencari sumber bau tidak sedap tersebut. Di sela-sela lemari dn perabotan kelas yang ada. Siapa tahu di selipan-selipan tersebut terjepit atau tergencet cicak atau sejenisnya yang ketika mati mengeluarkan bau tidak sedap.
Alhasil, hingga beberapa anak yang berada di ruangan tersebut berdatangan, sumber bau itu tetap saja belum ditemukan. Namun karena anak-anak itu tidak mengetahui jenis bau dan asalnya, maka mereka santai saja. Justru kesibukan kami yang menggeser-geser rak buku dan meja guru yang berada di pinggir ruanganlah yang menjadi perhatian mereka.
Mereka bertanya mengapa kami menggeser-geser letak properti di kelasnya. Kami jelaskan bahwa kami sedang mancari sumber bau yang tidak sedap ini. Mungkin sumber bau itu dari bangkai yang terjepit lemari?
Anak-anak itu terdiam mendengar penjelasan salah seorang dari kami. Hingga kami memastikan bahwa usaha kami gagal dalam mencari sumber bau itu, anak-anak tetap belum ada reaksi.
Namun ketika saya meninggalkan seorang staf di ruangan tersebut menju koridor sekolah, saya mendengar seorang anak bertanya kepada seorang staf kami; "Mbak Winwin, bangkai itu apa sih?"
Saya tidak mendengar lagi apa yag menjadi penjelasan orang yang dipanggilnya Mbak Winwin itu karena posisi saya menjauh dari lokasi. Namun saya belajar tentang bagaimana anak-anak itu belajar menambah kosa kata...
Jakarta, 10 Februari 2014.
No comments:
Post a Comment