Setiap tahun mudik kami sejak tahun 2003 hingga 2010 pada perayaan hari Idul Fitri, alhamdulillah, selalu bebas macet. Ada memang pernah satu kali saya benar-benar terjebak macet di daerah Sruweng, Karanganyar, Kebumen. Tepatnya di perlintasan kereta api sekaligus masuk kota Karanganyar. Itu terjadi pada Idul Fitri tahun 2004 ketika saya berangkat dari kampung halaman di Purworejo pada pukul 14.00 dan baru lepas dari perlintasan kereta api tersebut sekitar pukul 20.00. Jadi lebih kurang empat jam.
Namun di luar kemacetan yang saya alami itu, saya belum pernah lagi terjebak dalam kemacetan yang berlarus-larut sebagaimana saudara-saudara saya hampir selalu alami ketika mudik lebaran? Beberapa hal yang menyebabkan perjalanan mudik saya pada saat liburan lebaran, antara lain adalah karena; Pertama, Waktu perjalanan mudik, dan Kedua, pilihan jalur mudik.
Waktu Perjalanan Mudik
Pada setiap mudik lebaran, saya hampir tidak mungkin menempuh perjalanan sebagaimana waktu yang dipilih dan dilakukan oleh teman-teman atau pemudik lain. Ini karena keluarga saya dari pihak istri semua berdomisili di Jakarta. Juga Ibu mertua saya yang selalu menjadi lokasi pertemuan dari setiap Idul Fitri. Dan pertemuan itu akan terjadi pada Idul Fitri hari pertama atau pada setiap tanggal 01 Syawal di setiap tahunnya. Alhasil, sebagai bagian dari keluarga besar, keluarga kami juga selalu mengagendakan pertemuan itu.
Oleh karenanya, saya paling cepat melakukan perjalanan ke kampung halaman untuk mudik ketika hari lebaran ke dua atau H+1, dan bahkan kadang H+2. Waktu yang menjadi pilihan saya ini juga didukung karena sebagai guru, saya memiliki waktu yang relatif lebih lama mendapatkan libur dibanding teman atau saudara pemudik yang bekerja di kantor.
Selain itu, yang membedakan saya dengan sebagian besar saudara dan teman pemudik lain, yang karena semua keluarga, terutama orangtua atau yang dituakan di dalam keluarganya, yang menjadi pusat dari keluarga mereka masing-masing, masih berdomisili di kampung baik dari pihak suami atau dari pihak istri, ditambah dengan waktu libur yang didapat dari kantor, maka mudik sebelum hari H Idul Fitri, menjadi satu-satunya pilihan waktu. Dan terjebak kemacetan yang kadang berkepanjangan tidak dapat dihindarikan.
Pilihan Jalur Mudik
Hal kedua yang menjadikan mudik saya bebas macet adalah pilihan jalur mudik dan jam keberangkatan. Saya selalu memperhitungkan jam-jam padat yang akan memungkinkan macet di daerah Cikampek hingga masuk Indramayu di jalur Pantura, atau di daerah Rancaekek karena pergantian shif kerja jika saya memilih jalur selatan. Dan alhamdulillah, pelihan jam keberangkatan serta pilihan jalur itu membantu saya untuk terhidar dari kemacetan panjang. Kecuali kemacetan yang diakibatkan oleh adanya kecelakaan, adalah sesuatu yang sulit kita hindarkan. Karena ini masalah yang tidak dapat kita rencanakan.
Jakarta, 19 Agustus 2012/ 01 Syawal 1433 H.
Namun di luar kemacetan yang saya alami itu, saya belum pernah lagi terjebak dalam kemacetan yang berlarus-larut sebagaimana saudara-saudara saya hampir selalu alami ketika mudik lebaran? Beberapa hal yang menyebabkan perjalanan mudik saya pada saat liburan lebaran, antara lain adalah karena; Pertama, Waktu perjalanan mudik, dan Kedua, pilihan jalur mudik.
Waktu Perjalanan Mudik
Pada setiap mudik lebaran, saya hampir tidak mungkin menempuh perjalanan sebagaimana waktu yang dipilih dan dilakukan oleh teman-teman atau pemudik lain. Ini karena keluarga saya dari pihak istri semua berdomisili di Jakarta. Juga Ibu mertua saya yang selalu menjadi lokasi pertemuan dari setiap Idul Fitri. Dan pertemuan itu akan terjadi pada Idul Fitri hari pertama atau pada setiap tanggal 01 Syawal di setiap tahunnya. Alhasil, sebagai bagian dari keluarga besar, keluarga kami juga selalu mengagendakan pertemuan itu.
Oleh karenanya, saya paling cepat melakukan perjalanan ke kampung halaman untuk mudik ketika hari lebaran ke dua atau H+1, dan bahkan kadang H+2. Waktu yang menjadi pilihan saya ini juga didukung karena sebagai guru, saya memiliki waktu yang relatif lebih lama mendapatkan libur dibanding teman atau saudara pemudik yang bekerja di kantor.
Selain itu, yang membedakan saya dengan sebagian besar saudara dan teman pemudik lain, yang karena semua keluarga, terutama orangtua atau yang dituakan di dalam keluarganya, yang menjadi pusat dari keluarga mereka masing-masing, masih berdomisili di kampung baik dari pihak suami atau dari pihak istri, ditambah dengan waktu libur yang didapat dari kantor, maka mudik sebelum hari H Idul Fitri, menjadi satu-satunya pilihan waktu. Dan terjebak kemacetan yang kadang berkepanjangan tidak dapat dihindarikan.
Pilihan Jalur Mudik
Hal kedua yang menjadikan mudik saya bebas macet adalah pilihan jalur mudik dan jam keberangkatan. Saya selalu memperhitungkan jam-jam padat yang akan memungkinkan macet di daerah Cikampek hingga masuk Indramayu di jalur Pantura, atau di daerah Rancaekek karena pergantian shif kerja jika saya memilih jalur selatan. Dan alhamdulillah, pelihan jam keberangkatan serta pilihan jalur itu membantu saya untuk terhidar dari kemacetan panjang. Kecuali kemacetan yang diakibatkan oleh adanya kecelakaan, adalah sesuatu yang sulit kita hindarkan. Karena ini masalah yang tidak dapat kita rencanakan.
Jakarta, 19 Agustus 2012/ 01 Syawal 1433 H.
No comments:
Post a Comment