Syukurilah bila ada tetangga yang masih menyisakan tanahnya untuk menanam pohon. Ini terutama sekali saya sampaikan kepada Anda yang tinggal di perkampungan yang ada di kota besar seperti Jakarta, yang padat penduduk. Karena perkampungan yang ada di dalam kota seperti Jakarta, [pemilik lahan akan jauh lebih suka 'mengisi' lahannya yang masih kosong dengan bangunan rumah atau gedung yang dapat mendatangkan uang masuk dengan menjadikannya tempat kos.
Oleh sebab itulah saya mengajak kita semua untuk mensyukuri bila masih ada tetangga kita yang menumbuhi lahan tanahnya dengan pohon yang akan mendatangkan kesegaran, kesejukan, dan semoga juga ketenangan hidup.
Dengan pohon itu, udara sumpek dan panas serta gerah Jakarta akan sedikit terurai menjadi segar dan lega. Dan semakin banyak tanaman hijau tumbuh lebar dan menjulang, pastilah akan semakin mendatangkan kelegaan suasana. Pohon akan memberikan kepada kita semua yang tinggal di dekatnya kelimpahan stok oksigen yang menyehatkan. Pohon juga akan menyimpan semampu dan sebanyak mungkin air yang diterimanya dari anugerah Tuhan melalui hujan. Untuk kemudian nantinya dapat sebagai suplai bagi kehidupan yang ada di sekitarnya.
Daun Rontok Menjadi Sampah
Lalu, bagaimana pula jika daun pohon tetangga Anda rontok dan masuk teras Anda? Atau bagaimana pula jika yang rontok tidak saja daun tetapi juga buah pohon yang membusuk untuk kemudian bertengger dan menyumbat air talang genteng Anda yang mestinya menyalurkan air dari langit langsung menuju got yang ada di kanan kiri jalan proyek MH Thamrin? Apakah Anda akan meminta tetangga Anda untuk memotong dahan atau bahkan pohon tersebut? Atau Anda cukup akan membersihkan saja daun atau buah busuk tersebut? Atau bagaimana sikap yang akan Anda lakukan bila ternyata dahan dan daun yang kering dari pohon tetangga yang baru selesai di pangkas sudah memenuhi bak sampah yang ada di lingkungan RT atau RW Anda?
Bagi saya, apa yang akan Anda ekspresikan terhadap apapun dari akibat pohon tetangga itu, adalah bentuk konkrit dari rasa syukur Anda kepada kualitas kehidupan. Terutama kehidupan bertetangga. Artinya, mensyukuri keberadaan sesuatu itu tidak hanya pada saat sesuatu itu memberikan pengaruh positif kepada kita. Tetapi juga sebaliknya. Semua harus disikapi pada sisi positifnya.
Setidaknya, itulah pendapat saya tentang pohon tetangga.
Jakarta, 1 Mei 2011.
No comments:
Post a Comment