Dalam suasana pengembangan sekolah yang membutuhkan beberapa posisi yang harus bertukar, berubah, atau rotasi, maka ada beberapa teman yang semula ada di bagian manajemen harus kembali ke staf pendidik, atau demikian pula ada pula yang sebelumnya sebagai full time pendidik kemudian kami berikan tugas tambahan sebagai manajemen. Ada pula yang hanya bergeser menempati unit kerja yang berbeda meski jabatan teman itu tetap sama, yaitu sebagai Kepala Sekolah. Ini semua kami butuhkan setelah perjalanan waktu memberikan kepada kami umpan balik untuk melakukan sesuatu yang berbeda atas nama pengembangan lembaga sekolah kami.
Dan tujuan pengembangan bagi sekolah kami, yang adalah merupakan lembaga pendidikan formal swasta, tidak lain adalah sebagai upaya agar kami dapat terus memberikan kontribusi terbaik bagi generasi bangsa. Dengan cita-cita ini, maka kami dimungkinkan untuk terus berkembang secara berkelanjutan. Dan itu semua kami yakini berawal dari mengembangkan guru dan pendidik kami secara optimal.
Namun dalam salah satu usaha yang kami terus lakukan itu, ada salah seorang teman yang ketika harus berpindah dari satu unit kerja ke unit kerja yang lain, meski tetap dalam strata manajemen, menyampaikan kepada saya sebuah permohonan, dalam sebuah forum resmi manajemen. Dimana di forum tersebut hadir penentu kebijakan yang ada di lembaga kami.
"Pak Agus, kalau begitu, mulai besok senin saya boleh datang ke sekolah jam 08.00? Kan saya sudah tidak berhadapan langsung dengan siswa?" Demikian permohonannya. Saya, dan saya meyakini yang ada di forum itu, terkaget dengan kalimat yang disampaikan oleh salah satu dari manajer kami itu. Dan karena kalimat yang disampaikan langsung ditujukan kepada saya, maka saya mencoba sigap mencari kalimat jawaban yang intinya adalah TIDAK.
"Tidak bisa Ibu. Kalau itu yang Ibu lakukan, maka kesaktian Ibu sebagai manajemen di lembaga ini akan langsung lenyap." Kata saya memberikan jawaban awal. Saya melihat perubahan situasi dalam forum tersebut. Termasuk melihat kepada raut muka Ibu tersebut dan juga kepada wajah wakil saya yang sehari-hari selalu siap dan sedia menjadi tangan kanan lembaga.
Nampaknya yang berkembang kemudian adalah sulitnya sebagian orang yang ada di dalam forum itu menerjemahkan apa yang saya maksudkan dengan sakti. Beberapa teman sulit memaknai secara hakiki apa yang saya maksudkan. Selain tentunya kalimat pertamanya; tidak bisa.
Maka saya sampaikan dalam forum bahwa, sebagai manajemen, hal utama yag harus menjadi pegangan kita adalah teladan. Dan hal krusial yang nantinya menjadi patokan adalah jadwal kerja kita. Maka kalau manajemen datangnya sering terlambat menuju ke kantor, jangan pernah berharap jika menyampaikan sesuatu kepada stafnya akan benar-benar akan dijalankan. Itulah yang saya maksudkan dengan sakti. begitu sederhana.
Jakarta, 12.08.2016.
No comments:
Post a Comment