"Kami masuk ketika sekolah akan kembali normal kurang dari dua hari Pak." Demikian seorang alumni datang kepada saya bercerita tentang sekolah barunya. Mereka berkunjung bersama-sama untuk saling bertukar kangen di halaman sekolah ketika jam bubaran sekolah.
"Jadi kami teman-teman yang masuk sekolah itu hanya H-1 pekan, menyebutnya sebagai gelombang tsunami Pak." Demikian lanjutnya. kebetulan kalimat tersebut disampaikan tidak dalam situasi yang ramai. Karena kami mengobrol agak terpisah dengan anak-anak yang lain yang benar-benar asyik dengan seragam barunya masing-masing.
Baik warna seragamnya yang menjadi berubah, juga adalah identitas yang ada di baju yang mereka kenakan. Bahkan beberapa anak perempuan juga berubah. Terutama bagi mereka yang kemudian mengenakan hijab dengan lebih rapi dan bagus. Alhamdulillah.
"Apa yang kamu maksudkan dengan gelombang tsunami? Memang ada pendaftaran siswa baru yang masuknya melalui gelombang tsunami?" tanya saya kepada anak tersebut.
"Iya... iya... Apa yang kamu maksud dengan gelombang tsunami itu?" Sambung teman yang ada disebelahnya. Ia ikut nimbrung terhadap apa yang sedang kami perbincangkan berkenaan dengan masuk sekolah di awal tahun pelajaran baru.
"Maksudnya kalau teman-teman saya yang lain yang masuk sekolah tersebut melalui pendaftaran normal. Dan ketika mereka diterima maka mereka langsung melakukan penyelesaian administrasi. Juga yang diterimanya masuk dalam cadangan, maka ketika ada anak yang diterima tetapi tidak mengambil tanda terimanya, atau mengundurkan diri, maka mereka bisa masuk. Mereka-mereka ini masuk melalui gelombang pendaftaran peserta didik baru melalui jalur gelombang yang normal. Kalau saya tidak normal Pak." Jelasnya dengan runtut.
"Karena tidak normal itulah maka kamu masuk sekolah itu melalui gelombang tsunami?" Saya mencoba memperjelas apa yang menjadi penjelasannya.
"Iyalah Pak. Saya kan ketika ikut masuk dalam gelombang normal bersama teman-teman yang diterima dan cadangan itu, statusnya TIDAK DITERIMA. Makanya ayah dan ibu selalu bertanya kepada pihak sekolah agar tetap dapat diberikan kesempatan untuk dapat masuk. Maka ketika H-2 sekolah menelepon orangtua saya, orangtua saya langsung melakukan kelegkapan administrasinya."
Saya dan teman-teman anak itu hanya tersenyum atas penjelasannya berkenaan dengan masuknya dia di sekolah terkenal se-Indonesia itu melalui jalur gelombang tsunami...
Jakarta, 5 Agustus 2016
No comments:
Post a Comment