Saya mendapat kesempatan untuk mendengar cerita mengharukan sekaligus membanggakan dari peserta didik saya yang sekarang baru saja duduk di bangku kelas enam SD. Dan beruntung, cerita saya dapat dari anak-anak ketika kami berada di halaman sekolah menemani anak-anak yang belum di jemput oleh penjemputnya di waktu pulang sekolah.
"Pak Agus lihat enggak kalau sepatu Alif itu baru?" Kata seorang anak kepada saya. Kami berdiri di pinggir lapangan futsal sekitaran ber-empat. Saya dan tiga anak laki-laki kelas enam. Dua anak lainnya menyaksikan dengan sungguh-sungguh raut muka saya. Sementara anak-anak di lapangan tengah sibuk juga dengan bola yang menjadi rebutan mereka.
"Oh iya. Benar. Pak Agus liat sepatu baru yang sedang Alif pakai. Wah... keren sepatunya." Kata saya sebagai balasan dari pertanyaan itu setelah mengamati sepatu yang Alif sedang kenakan ketika yang bersangkutan sedang berada di dalam lapangan. Sepatunya warna hitam polos dengan logo merk berbentuk strip warna putih terang di bagian samping sepatu. Alif, si pemakai sepatu, asyik dengan bola yang menjadi pusat perhatiannya.
"Itu kami yang membelikan untuk dia Pak. Itu sepatu hadiah kami untuk ulang tahun Alif ketika kami duduk di kelas lima. Kami patungan beberapa anak, lalu Putri inisiatif untuk membelikannya. Oh iya Pak. Putri yang pertama kali mengusulkan kepada kami untuk membelikan sepatu sebagai hadiah ulang tahun Alif." Saya terhenyak dengan paparan cerita itu. Ini benar-benar menjadi momen bagi saya untuk mendengar testimoni sebauh kegiatan mulia yang anak-anak rancang dan sekaligus mereka jalankan!
"Mengapa kalian mempunyai ide keren seperti itu?" Tanya saya spontan. Saya masih berpikir tentang bagaimana anak-anak itu melahirkan perilaku mulia sebagaimana yang telah ada di lapangan operasional tersebut? Karena hal ini menjadi hal yang luar biasa mengena bagi pendidikan karakter anak-anak.
"Ya awalnya kami melihat Alif selalu mengenakan sepatu yang telah robek parah Pak. Terus ketika suatu kali kami tanya mengapa sepatu sobek masih di pakai? Dia ilang karena sepatunya enak dipakai. Sehingga sudah terlanjur pewe. Lalu Putri mengsulkan agar kami patungan untuk membelikannya sepatu. Nah pas ulang tahunnya menjadi waktu yang paling tepat untuk memberikan sepatu baru yang kami belikan. Dan alhamdulillah, Alif memakainya keesokan harinya. Kami semua senang." Cerita anak laki-laki tersebut.
Jakarta, 29 Juli 2016.