Sudah ada harapan bahwa tanaman Namnam dan Mundu yang saya dapatkan dari biji buah yang dibawa dari kampung sebagai buah tangan saudara ketika mudik Idul Fitri tahun 2015 ini mulai tumbuh. Dan meski tergolong lambat ia tumbuh, tetapi sangat saya harapkan. Mungkin karena ada di teras belakang rumah dengan terik matahari yang tidak begitu menyengat.
Dua tumbuhan yang menjadi hiasan hidup bagi kami, saya dan teman-teman, ketika bersama-sama tumbuh di kampung halaman. Pohon mundu itu menjadi bagian penting disaat malam pulang dari pertemuan bersama di ujung kampung. Karena hanya tetangga rumah teman saja di kampung kami yang memiliki pohon mundu dengan buahnya yang ditunggu hingga kekuning-kuningan.
Namnam |
Juga memanjat pohon Namnam yang seperti kalah cepat dengan pertumbuhan kami sendiri. Pohon ini seperti tidak bertambah tinggi atau bertambah lebar. Selain hanya buahnya yang berasa asam itu silih berganti.
Mundu |
Dan sekarang, dari tunas itulah saya menanam harapan untuk generasi anak dan cucu meihat keunikan dan eksotisme pohon yang dulu ketika kecil menemani kami di kampung halaman. Semoga.
Jakarta, 18.11.2015
No comments:
Post a Comment