"Kami perlu bertemu Bapak lagi untuk menuntaskan apa yang semester lalu telah kita buat bersama. Kalau melihat kalender, kira-kira kapan Bapak bisa menyisipkan satu pekan bersama kami?" Demikian permintaan seorang teman yang kebetulan adalah utusan keluarga dari pengurus Yayasan yang juga adalah pengelola sebuah lembaga pendidikan ternama di sebuah provinsi kita.
Saya jadi teringat apa yang telah kami lakukan bersama-sama di beberapa bulan sebelum ini di lembaga pendidikan tersebut. Dan saya bersyukur bahwa Tuhan memberikan bantuan luar biasa besar untuk saya bisa mengemban amanah yang sebelumnya belum pernah saya jalani. Mengapa?
Karena ketika saya diminta untuk datang ke lembaga itu, diberikan cara dan strategi untuk memandu semua diskusi dan bekerja bersama mereka, teman-teman guru dan karyawan yang ada di lembaga yang tentunya masih asing bagi saya. Yaitu membagi teman-teman dalam kelompok kerja yang telah kami tentukan apa yang harus dihasilkan. Dan akhir dari kegiatan selama satu pekan itu adalah Buku Panduan untuk bekerja di sekolah tersebut. Di sana tentunya ada kalender pendidikan, pembagian tugas dan jobdesnya masing-masing, kegiatan sekolah dan deskripsinya, dan juga tentunya form penilaian kinerja serta gambaran serta panduan untuk menghitung implikasi dari hasil penilaian kinerja tersebut.
Tetapi dengan tawaran yang sekarang tiba-tiba datang lagi kepada saya, saya menjadi benar-benar ragu. Mengapa juga? Tidak lain karena adanya informasi kepada saya bahwa format yang telah kami kerjakan bersama pada semester sebelumnya belum menjadi pegangan bagi pengelola sekolah tersebut dengan argumen bahwa kesulitan dalam mengaplikasikannya.
"Apa yang harus saya siapkan dengan tawaran Bapak? Apakah masih benar-benar teman-teman di sana membutuhkan dengan apa yang akan saya sampaikan nanti Pak? Apakah justru teman-teman di sekolah itu menjadi antiklimak dengan apa yang akan saya sampaikan? Karena mereka mengalami bahwa apa yang dihasilkan pada semester lalu belum terjadi di lapangan?" Kata saya. Dan ini jawaban yang mendasar dari lubuk hati saya.
Dan benar saja, pada akhirnya saya tidak menyanggupi tawaran teman yang pengurus Yayasan itu dengan atas nama ke efektifan dari kegiatan yang akan berlangsung jika saya juga yang harus hadir. Dan sisi ini menjadi sisi paling mengkawatirkan buat saya jika melihatnya dari sebuah transformasi sebuah lembaga pendidikan...
Jakarta, 9 Oktober 2015.
No comments:
Post a Comment