Dua hari sebelum jam kosong Mata Pelajaran Sejarah, saya mendapat SMS dari wali kelas. Termasuk di dalamnya kelas, jam pelajaran keberapa, dan juga mareti pelajaran yang sudah disiapkan oleh guru aslinya. Oleh karena itu, maka masih ada waktu buat saya untuk melihat uraian materi yang memang harus saya sampaikan, termasuk juga bagaimana saya nanti di kelas. Apakah saya akan meminta mengerjakan tugas yang guru tinggalkan dan saya hanya bertugas sebagai pengawas?
Tidak. Saya akan mengajar apa yang sudah diamanahkan oleh guru Sejarah, tetapi tidak ingin kalau hanya sebagai pengawas atau menunggui ketika anak-anak sedang mengerjakannya sepanjang 2 x 45 menit. Karena pasti menjadi waktu yang membosankan.
Karena itu, saya menjadi teringat presentasi saya kepada teman-teman guru beberapa waktu lalu ketika saya bercerita tentang Daendels, menurut versi Novelnya, Pramudya Ananta Toer. Tetapi karena Daendels menjadi Gubernur Jenderal Di Hindia Belanda setelah VOC dibubarkan, maka saya akan coba membuat benang merahnya.
Dan dari materi yang saya dapatkan dari teman-teman guru yang berhasil saya dapat pada saat googling, maka sebelum memulai cerita Daendels setelah kebangkrutan VOC dan salah satu upaya penjajah dalam mempertahankan Jawa sebagai tanah jajahannya, maka tampillah Daendels.
Dan tentang VOC sendiri, saya membuat alur waktu atau time line perjalanan sejarah kongsi dagang itu. Yang kemudian saya bagikan kepada anak-anak untuk menjadi pembahasan pertama sebelum presentasi saya, saya sampaikan. Alhamdulillah bahwa waktu 2x45 menit tersebut kami lalui tanpa ada yang menyelak. Saya hanya berharap agar apa yang saya lakukan sebagai guru pengganti tidak menjadi waktu yang anak-anak jalani menjadi hambar atau bahkan sia-sia. Semoga pertemuan itu selain anak-anak dapat belajar, saya juga mendapatkan pembelajaran bagaimana mengajar VOC di kelas pada jam kosong itu.
Jakarta, 31 Oktober 2014.
No comments:
Post a Comment