Sabtu, 2 Juli 2011, menjadi tanggal yang istimewa untuk adik saya. Karena pada tanggal itulah ia melangsungkan pernikahannya. Juga bagi kami sekeluarga, merasakan kebahagiaan itu. Karena pada hari itu kami semua berkumpul dari berbagai tempat dan dari berbagai generasi.
Saya sendiri, untuk menghadiri acara itu dengan serombongan keluarga besar. Yang selain bertujuan untuk menghadiri dan menyaksikan acara pernikahan juga untuk mengunjungi tempat yang saat itu kami anggap wajib kami kunjungi sebagai tempat rekreasi. Tentu tempat yang memiliki kedekatan dengan acara adik.
Perjalanan menuju lokasi dimana adik saya menikah, kami lalui dengan perjalanan lebih kurang 14 jam dari Jakarta, dimana kami tinggal. Menempuh jalur selatan Jawa Barat hingga Jawa Tengah. Alhamdulillah, tidak ada kendala yang kami jalani. Semua berjalan lancar. Jalanan yang sebelumnya kami perkirakan akan bertemu kemacetan, mengingat cerita beberapa teman yang dua pekan sebelumnya melalui jalur itu, tidak kami temui. Pukul 10.00 kai telah melewati Nagrek yang relatif lancar. Demikian juga pada saat kami melalui Malangbong. Semua kendaraan berjalan dengan baik dan lancar. Memang ada sedikit kendala yang berupa jalan rusak di daerah Karang Pucung, Jawa Tengah, tetapi kai sama sekali tidak menemui kesulitan, selain memang mengurangi kenyamanan dalam perjalan. Selebihnya lancar. Selepas waktu Isyak, kami telah sampai rumah tujuan kami di perbatasan Jawa Tengah dan DIY.
Selama perjalan kami menghadiri acara pernikahan adik saya, sempat kami berkunjung ke tempat wisata yang ada di daerah Gunung Kidul. Yaitu, Pantai Baron, Pantai, Kukup, Pantai Sepanjang, dan Pantai Krakal. Sebuah lokasi pantai yang beda dari pantai yang ada wilayah selatan Jawa. Karena daerah ini adalah daerah karst. Maka disitulah kekhasan dari pantai-pantai yang ada di daerah Gunung Kidul. Keempat pantai itu, ditampah satu lagi pantai Drini, adalah pantai-pantai yang berada saling berdekatan, dengan satu pintu masuk. Jarak antara Pantai Baron di arah barat dengan Pantai Krakal di arah timur, lebih kurang 8 kilometer.
Ada banyak penginapan terdapat di Pantai Baron, Kukup, dan Krakal, jika suatu kali Anda menginginkan bermalam di daerah pantai itu. Sememtara kami sekeluarga memilih bermalam di Kukup, setelah wisma yang kami inginkan sebelumnya penuh. Sebuah wisma yang bernama Kampoeng Baron, yang berada di bukit, setelah pintu masuk atau gerbang pantai.
Perjalanan kami di Gunung Kidul meninggalkan kesan yang menyenangkan. Selain infrastruktur jalan yang mulus, juga menemukan keindahan alam khas pegunungan. Bahkan jika Anda menginginkan berkunjung ke sana, sempatkan untuk singgah di Patuk, lebih kurang 4 atau 5 kilometer dari perempatan lampu merah Piyungan, yang menjadi pintu masuk ke Gunung Kidul dari Yogyakarta, untuk melihat kota Yogyakarta dari atas bukit. Malam hari akan menjadi waktu yang sangat memesona. Karena lampu kota akan meninggalkan kesan indah.
Pulang ke Jakarta, kami singgah ke Goa Jatijajar yang berada di perbatasan Kabupaten Kebumen dan Banyumas. Ada makanan khas yang kami ingini di lokasi ini. Yaitu pecel dengan tambahan kecombrangnya. Juga minuman tradisi yang bernama wedang uwuh. Lima ribu rupiah satu gelasnya.
Hambatan perjalanan baru kami temui ketika kami keluar dari Kabupaten Cirebon dan masuk di daerah Indramayu hingga Simpang Jomin. Ini karena ada beberapa titik jalan yang sedang di perbaiki sehingga jalan satu jalur harus dibagi menjadi dua arah.
Namun, dalam seluruh perjalanan yang kami lakukan itu, kami nilai sebagai perjalanan yang menyenangkan. Sebuah pengalaman yang baik bagi keeratan diantara kami sekeluarga.
Jakarta, 5 Juli 2011.
1 comment:
Selamat penganten baru buat adiknya Bapak. Wah banyak betul konten blognya, Pak. Dan kebanyakan adalah hasil karya sendiri. Kapan saya bisa seperti Bapak...Blognya sangat Bagus! Ini kunjungan pertamaku di blog ini, terus berkarya, Pak! Salam ngeblog.........
Post a Comment