Adakah hubungan antara model pintu ruangan anda dengan gaya kepemimpinan anda di sekolah, atau mungkin di manapun anda berada, jika anda adalah pemimpin, sekecil apapun kepemimpinan anda? Nah berikut ini saya akan menyampaikan anekdot berkenaan dengan pintu ruang kepala sekolah, karena kebetulan saya bekerja di sekolah.
Sejak tahun-tahun awal saya menjadi guru hingga sekarang, saya punya beberapa kepala sekolah dengan berbagai model atau gayanya dalam memberdayakan kami sebagai guru, dan juga model pintu ruangannya.
Nah khusus berkenaan dengan pintu ruangannya, meskipun sangat mungkin pintunya itu bukan didesain atas permintaannya, tetapi saya melihatnya bagaimana beliau ini memperlakukan pintunya.
Pertama; Pernah saya melihat ada ruangan kepala sekolah yang disampingnya tertulis kata ADA atau TIDAK ADA. Dua kata itu bisa berganti. Administratur sekolah atau TU akan memasang kata ADA atau TIDAK ADA sesuai dengan posisi kepala sekolah. Jika kepala sekolah sedang ada rapat dinas di kecamatan, maka administratur sekolah akan menempelkan kata TIDAK ADA. Mengapa harus ada kata-kata itu? Karena kita tidak dapat mengakses apakah kepala sekolah sedang berada di ruangan atau tidak. Mengingat pintu ruang kepala sekolah selalu tertutup rapat. Dan mengapa tertutup rapat? Ya mungkin agar udara ruangan yang berpendingin supaya tetap dingin.
Kedua; Pernah juga saya melihat pintu ruang kepala sekolah tetap tertutup meski tidak dengan model keterangan ADA atau TIDAK ADA. Dan kebetulan saya sendiri pernah mencoba membukanya karena suatu kepentingan, dan ternyata ruangan dikunci dari dalam. Mengganggu? Tanya saya. Tidak, saya hanya sedang mempersiapkan lomba nasional. Jawabnya. Rupanya Bapak kepala sekolah sedang mengikuti lomba nasional yang harus dipersiapkan. Dan agar tidak terganggu dikuncinya pintu ruangannya.
Ketiga; Dan pada tataran terakhir saya menjadi guru, saya juga melihat ada kepala sekolah yang selalu membuka pintu kerjanya. Juga kisi-kisi gordinnya yang selalu terbuka. Hingga kita semua dapat melihat apa yang dilakukan kepala sekolah itu di dalam ruangannya ketika di depan pintunya atau di samping jendela ruangannya.
Dari anekdot model pintu jika dihubungkan denga gaya kepemimpinan, saya memiliki pendapat sebagai berikut: Pintu tertutup; memberikan pesan bahwa anda adalah pemimpin yang penguasa. Sulit ditemui atau tidak mudah diakses, memiliki strata atasan bawahan yang berbeda, sulit menerima masukan, tertutup. Dan jangan sekali-kali memberikan kritik.
Sedang jika pintu terbuka atau ruangan yang mudah dilihat dari luar; memberikan pesan bahwa anda memiliki model kepemimpinan terbuka, egaliter, kontributif, transparan.
Allahua’lam bishawab.
Mind Map, 1 Desember 2006.
Jakarta Barat, 17 Mei 2009.
Sejak tahun-tahun awal saya menjadi guru hingga sekarang, saya punya beberapa kepala sekolah dengan berbagai model atau gayanya dalam memberdayakan kami sebagai guru, dan juga model pintu ruangannya.
Nah khusus berkenaan dengan pintu ruangannya, meskipun sangat mungkin pintunya itu bukan didesain atas permintaannya, tetapi saya melihatnya bagaimana beliau ini memperlakukan pintunya.
Pertama; Pernah saya melihat ada ruangan kepala sekolah yang disampingnya tertulis kata ADA atau TIDAK ADA. Dua kata itu bisa berganti. Administratur sekolah atau TU akan memasang kata ADA atau TIDAK ADA sesuai dengan posisi kepala sekolah. Jika kepala sekolah sedang ada rapat dinas di kecamatan, maka administratur sekolah akan menempelkan kata TIDAK ADA. Mengapa harus ada kata-kata itu? Karena kita tidak dapat mengakses apakah kepala sekolah sedang berada di ruangan atau tidak. Mengingat pintu ruang kepala sekolah selalu tertutup rapat. Dan mengapa tertutup rapat? Ya mungkin agar udara ruangan yang berpendingin supaya tetap dingin.
Kedua; Pernah juga saya melihat pintu ruang kepala sekolah tetap tertutup meski tidak dengan model keterangan ADA atau TIDAK ADA. Dan kebetulan saya sendiri pernah mencoba membukanya karena suatu kepentingan, dan ternyata ruangan dikunci dari dalam. Mengganggu? Tanya saya. Tidak, saya hanya sedang mempersiapkan lomba nasional. Jawabnya. Rupanya Bapak kepala sekolah sedang mengikuti lomba nasional yang harus dipersiapkan. Dan agar tidak terganggu dikuncinya pintu ruangannya.
Ketiga; Dan pada tataran terakhir saya menjadi guru, saya juga melihat ada kepala sekolah yang selalu membuka pintu kerjanya. Juga kisi-kisi gordinnya yang selalu terbuka. Hingga kita semua dapat melihat apa yang dilakukan kepala sekolah itu di dalam ruangannya ketika di depan pintunya atau di samping jendela ruangannya.
Dari anekdot model pintu jika dihubungkan denga gaya kepemimpinan, saya memiliki pendapat sebagai berikut: Pintu tertutup; memberikan pesan bahwa anda adalah pemimpin yang penguasa. Sulit ditemui atau tidak mudah diakses, memiliki strata atasan bawahan yang berbeda, sulit menerima masukan, tertutup. Dan jangan sekali-kali memberikan kritik.
Sedang jika pintu terbuka atau ruangan yang mudah dilihat dari luar; memberikan pesan bahwa anda memiliki model kepemimpinan terbuka, egaliter, kontributif, transparan.
Allahua’lam bishawab.
Mind Map, 1 Desember 2006.
Jakarta Barat, 17 Mei 2009.
1 comment:
saya sebagai guru, lebih setuju dengan tipe pintu terbuka, dengan begitu menggambarkan sosok pemimpin kepala sekolah yang egaliter, transparan dan membuat anak buahnya merasa nyaman dan aman u/bekerja tentunya. transparan dlm hal apa saja, memberikan masukan atau memberikan kritikan yg bersifat membangun u/anak buahnya bila bawahannya melakukan kesalahan tanpa ada embel-embel, 'tdk enak, teman dkt, atau apapun'. Memberikan masukan/kritikan bisa dilakukan dlm setiap meeting dan alangkah lebih bijaknya bila disampaikan dgn nada & intonasi yg tdk menggurui. Hal ini bisa dilakukan antara bawahan dgn atasan atau atasan dgn bawahan. Transparan jg dlm hal keuangan, ini masalah yg membuat syndrome sensi & seringkali menimbulkan negatif thinking. Tugas kepala sekolah memang berat, bagaimana membuat nyaman bawahannya dgn menjalin komunikasi yg intens, menyambut tamu atau menerima panggilan disaat hati tdk ingin diganggu tp kita harus menguatamakan kep umum daripada kep pribadi, selalu menyediakan wkt u/apapun. Tipe kepala sekolah spt ini pst disukai o/siapapun baik itu guru atau komunitas lain. Tp disinilah kita belajar berdemokrasi, seperti negara, ruang lingkup yg lebih kcl a/sekolah. Demokrasi tdk akan mati smp kapapun. Mungkin terlalu berlebihan saya mengidamakan sosok seperti ini. Namun lagi-lagi bagaimana menyusun mind set kita sbg tipe pembelajar sepanjang hayat. Amiiinnn....
Post a Comment