Nah ini penyakit yang sering nyerang bagi siapa saja, bisa juga sebuah sekolah, yang menganggap diri telah maju atau minimal lebih maju dari yang lain. Karena telah merasa memperoleh kemajuan tersebut, maka takut sekali kemajuan yang telah dipunyai dengan penuh pengorbanan dan investasi yang mungkin tidak terhitung sedikit, menjadikan dirinya takut disamai atau takut kemajuannya dicontek sekolah lain. Model sepertin memang tetap sah-sah saja. Apalagi sebagai sekolag atau lembaga swasta, yang segala daya dan upayanya akan memiliki akibat lurus bagi masa depannya.
Bagaimana cara menyimpannya?
Ada yang menyimpan rapat-rapat apa yang telah dimilikinya dan ditutup secermat mungkin dan mengontrol amat lekat arus data dan informasi yang dianggapnya sebagai 'pembeda' yang masuk dalam kategori kemajuan.Ada juga yang menyimpan kemajuan tersebut hanya pada satu orang. Sehingga tidak semua guru atau karyawan apalagi tamu serta pengunjung mampu dan diberikan akses. Pendek kata kemajuan yang telah diperoleh menjadi rahasia bagi sebuah keberhasilannya. Oleh karenanya kepada seluruh komunitas sekolah dimintanya untuk menyimpan apa yang menjadi resep keberhasilan sekolah tersebut.
Beberapa tahun yang telah lalu saya berkesempatan untuk memperdebatkan apakah para tamu kunjungan dari sekolah lain diijinkan mengambil foto, meminta dokumen dalam bentuk foto copy dan bentuk lainnya. Seusai perdebatan, kami memutuskan bahwa apapun yang diminta tamu yang mengunjungi sekolah kita akan kita berikan dalam batas kewajaran.
Mengapa? Karena yang mereka minta adalah sekedar dokumen. Yang dapat digandakan dan dibagikan kepada pihak lain sebagai hasil studi banding. Tetapi ruh dokumen dari dokumen tersebut tidak akan mungkin ditransfer dalam konstelasi yang berbeda. Karena untuk melakukan hal itu dibutuhkan 'cita rasa' yang sama.
Dan ruh itu ada dalam proses ketika dokumen tersebut diproduksi. Dan kualitas ruh tersebut hanya lahir dari orang-orang yang bekerja penuh dedikasi serta integritas.
Dengan argumentasi seperti ini, maka saya tidak pernah mempunyai rasa takut untuk dicontek.
Alasan pertama; karena saya sendiri (dan mungkin juga lembaga dimana saya bernaung) tidak memiliki sesuatu yang mungkin dapat dicontek.dAlasan kedua; contek dan foto copilah apa yang mungkin kami punya. Karena toh tahun atau mungkin juga bulan depan kami akan berkumpul kembali untuk merumuskan apa yang kami inginkan terjadi di tahun taubulan berikutnya.
Pulomas, 31 Maret 2009.
Bagaimana cara menyimpannya?
Ada yang menyimpan rapat-rapat apa yang telah dimilikinya dan ditutup secermat mungkin dan mengontrol amat lekat arus data dan informasi yang dianggapnya sebagai 'pembeda' yang masuk dalam kategori kemajuan.Ada juga yang menyimpan kemajuan tersebut hanya pada satu orang. Sehingga tidak semua guru atau karyawan apalagi tamu serta pengunjung mampu dan diberikan akses. Pendek kata kemajuan yang telah diperoleh menjadi rahasia bagi sebuah keberhasilannya. Oleh karenanya kepada seluruh komunitas sekolah dimintanya untuk menyimpan apa yang menjadi resep keberhasilan sekolah tersebut.
Beberapa tahun yang telah lalu saya berkesempatan untuk memperdebatkan apakah para tamu kunjungan dari sekolah lain diijinkan mengambil foto, meminta dokumen dalam bentuk foto copy dan bentuk lainnya. Seusai perdebatan, kami memutuskan bahwa apapun yang diminta tamu yang mengunjungi sekolah kita akan kita berikan dalam batas kewajaran.
Mengapa? Karena yang mereka minta adalah sekedar dokumen. Yang dapat digandakan dan dibagikan kepada pihak lain sebagai hasil studi banding. Tetapi ruh dokumen dari dokumen tersebut tidak akan mungkin ditransfer dalam konstelasi yang berbeda. Karena untuk melakukan hal itu dibutuhkan 'cita rasa' yang sama.
Dan ruh itu ada dalam proses ketika dokumen tersebut diproduksi. Dan kualitas ruh tersebut hanya lahir dari orang-orang yang bekerja penuh dedikasi serta integritas.
Dengan argumentasi seperti ini, maka saya tidak pernah mempunyai rasa takut untuk dicontek.
Alasan pertama; karena saya sendiri (dan mungkin juga lembaga dimana saya bernaung) tidak memiliki sesuatu yang mungkin dapat dicontek.dAlasan kedua; contek dan foto copilah apa yang mungkin kami punya. Karena toh tahun atau mungkin juga bulan depan kami akan berkumpul kembali untuk merumuskan apa yang kami inginkan terjadi di tahun taubulan berikutnya.
Pulomas, 31 Maret 2009.