Inilah pekerjaan yang saya lakukan dalam setiap perumusan program sekolah untuk masa tahun pelajaran berikutnya. Tapi tidak hanya saya sendiri yang menjadi tukang ketik tersebut. Mengingat ada beberapa bidang dalam program sekolah tersebut, maka konsekuensinya juga ada lebih dari satu tukang ketik.
Seperti dalam dua kali pelaksanaan 'workshop' guru di TUGASKU yang telah lalu. Dimana guru dalam setiap unitnya kita bagi menjadi dua kelompok. Yaitu kelompok yang akan menyusun Standar Kompetensi Siswa dan kelompok yang akan menyusun Standar Kompetensi Guru. Dimana dalam setiap kelompok tersebut dibekali sumber yang berbeda. Untuk kelompok siswa dibekali SKL dan Standar Isi dari BNSP. Sedang kelompok Guru dibelkali Standar Kompetensi Guru dari Depdiknas. Sekaligus dengan sumber yang berbeda, serta tentunya, tukang ketik sebagai pendamping masing-masing kelompok yang berbeda pula.
Apa hasilnya? Dalam dua pertemuan terdahulu kita telah menghasilkan dua produk berharga hasil dari kompilasi pendapat para dewan guru yang terkumpul sebagai dokumentasi hasil workshop. Yaitu SKS dan SKG. Hasil ini kami kembangkan sebagai lanjutannya, yaitu KTSP dan Sistem Penilaian Kinerja atau SPK.
Dalam KTSP, selain SKS yang telah kita hasilkan, kita juga akan menjadikan dokumen KTSP sebelumnya dan silabus guru sebagai bahan revisi. Sedang SPK akan mengacu kepada SKG yang ada selain juga akan merevisi SPK sebelumnya. Dan dua hal ini berhasil kami lakukan dalam workshop guru pada Jumat, 27 Maret 2009.
Kami berharap semoga apa yang telah dihasilkan teman-teman dalam workshop tersebut dapat menjadi peta perjalanan kita dalam proses pertumbuhan. Dan saya sangat bahagia ketika berperan sebagai tukang ketik bagi teman-teman dalam usaha pendokumenasian mimpi teman-teman semua.
Cipete, 26-27 Maret 2009 (17.00).
Seperti dalam dua kali pelaksanaan 'workshop' guru di TUGASKU yang telah lalu. Dimana guru dalam setiap unitnya kita bagi menjadi dua kelompok. Yaitu kelompok yang akan menyusun Standar Kompetensi Siswa dan kelompok yang akan menyusun Standar Kompetensi Guru. Dimana dalam setiap kelompok tersebut dibekali sumber yang berbeda. Untuk kelompok siswa dibekali SKL dan Standar Isi dari BNSP. Sedang kelompok Guru dibelkali Standar Kompetensi Guru dari Depdiknas. Sekaligus dengan sumber yang berbeda, serta tentunya, tukang ketik sebagai pendamping masing-masing kelompok yang berbeda pula.
Apa hasilnya? Dalam dua pertemuan terdahulu kita telah menghasilkan dua produk berharga hasil dari kompilasi pendapat para dewan guru yang terkumpul sebagai dokumentasi hasil workshop. Yaitu SKS dan SKG. Hasil ini kami kembangkan sebagai lanjutannya, yaitu KTSP dan Sistem Penilaian Kinerja atau SPK.
Dalam KTSP, selain SKS yang telah kita hasilkan, kita juga akan menjadikan dokumen KTSP sebelumnya dan silabus guru sebagai bahan revisi. Sedang SPK akan mengacu kepada SKG yang ada selain juga akan merevisi SPK sebelumnya. Dan dua hal ini berhasil kami lakukan dalam workshop guru pada Jumat, 27 Maret 2009.
Kami berharap semoga apa yang telah dihasilkan teman-teman dalam workshop tersebut dapat menjadi peta perjalanan kita dalam proses pertumbuhan. Dan saya sangat bahagia ketika berperan sebagai tukang ketik bagi teman-teman dalam usaha pendokumenasian mimpi teman-teman semua.
Cipete, 26-27 Maret 2009 (17.00).
7 comments:
mengingat apa yang telah dilakukan oleh guru-guru tugasku saat pra raker, saya menilai suatu hal yang luar biasa, yang paling berkesan buat saya ketika saya dan teman-teman membuat SKG yang pada akhirnya akan menjadi acuan untuk SPK. apa yang menjadikannyaluar biasa !!! menurut saya ini merupakan cerminan dari demokrasi pendidikan. thanks atas kepercayaannya untuk melibatkan kami (guru-guru tugasku).
Mengingat apa yang telah dilakukan oleh guru-guru tugasku saat pra raker, saya menilai suatu hal yang luar biasa, yang paling berkesan buat saya ketika saya dan teman-teman membuat SKG yang pada akhirnya akan menjadi acuan untuk SPK. apa yang menjadikannya uar biasa !!! menurut saya ini merupakan cerminan dari demokrasi pendidikan. thanks atas kepercayaannya untuk melibatkan kami (guru-guru tugasku).
Amiiin Amiin
Semoga sekolah kita tambah maju ya Pak.
Lumayan lah ada fotonya, walaupun dari belakang hehehe...
Keep up the good work and remember this: Great leaders understand the power of the perfect words to motivate and drive results.
Two more things,
Keep up the good work and remember this: Great leaders understand the power of the perfect words to motivate and drive results.
Ps: lumayan lah keliatan dari belakang hehehe...
Wiwid of 2C
Pakabar pak Agus,
Tukang ketik jaman sekarang (khususnya di kasus pak Agus hehehe...)
tidaklah seperti pekerjaan notulen atau juru tulis di jaman lalu toh?
Pastinya lebih kritis, tidak sekedar ngetik 'kosong' tapi juga
memfasilitasi dan mengarahkan... Nah, akibat terprovokasi oleh pak Agus,
saya juga baru belajar ngetik lewat blog
(http://kekalbelajar.wordpress.com), dari dulu udah mau meniru pak Agus
nulis di Koran tapi...wuahh...pusing mikirnya duluan mending lewat blog
langsung terbit...dibantu edit rekan pembaca yg lebih profesional dari
saya hehehehe).
Maju terus pak!
Salam Takzim,
Aditya Dharma
Program Developer-Facilitator
Putera Sampoerna Foundation Teacher Institute
Sampoerna Strategic Square North Tower, 18th Floor
Jl. Jend. Sudirman Kav 45 Jakarta 12930, Indonesia
Tel. +6221 5772275 ext. 7574 Fax. +6221 5772276
Mobile 0815 72280003; aditya.dharma@sampoernafoundation.org
Saya mau niru dan ikutan pak..hehehehe... sudah dalam planning tapi karna ada tulisan baoak, jadi akan segera diwujudkan saja..nanti saya lapor deh hasilnya...mau cari tanggalnya dulu nih
semangat pak ..semangat ..aku juga mau semangat dah baca tulisan bapak
Post a Comment