Beberapa peserta didik saya bermain bola anak-anak TK, yang kecil warna-warni yang peruntukannya untuk mandi bola, di plasa atau di hall sekolah pada waktu sepulang sekolah. Dan ini telah menjadi perhatian kami semua agar mereka berhenti bermain bola dan mengembalikan bola tersebut ke lokasi dimana mereka ambil bola itu. Dan usaha ini memang terus menerus kami lakukan. Oleh siapa saja yang kebetulan pada hari itu bertugas sebagai guru piket. Anehnya, temuan kami tersebut memang terus menerus berulang terjadi. Dan para pemainnya, adalah mereka-mereka saja.
Karenanya, pada suatu waktu, ketika saya menemukan mereka sedang bermain di plasa SD yang ada di bagian belakang sekolah, saya sampaikan kepada lima orang diantara mereka yang memang sebagai pemain tetap, yang selalu saya tegur pada hari-hari sebelumnya.
"Kok kalian lagi kalian lagi yang menjadi pemain bola TK? Apakah bahasa Pak Agus ini sangat sulit dipahami oleh kalian atau mungkin bahasa kita berbeda sehingga apa yang telah Pak Agus sampaikan memang tidak dapat kalian mengerti?" Kata saya kala itu. Dan anak-anak itu tidak ada satupun yang mengomentari atas apa yang saya sampaikan selain tersenyum dan saling berpandangan diantara mereka.
Dan begitulah kenyataannya. Mereka selalu saja bermain ketika kami benar-benar sedang fokus hanya mengawasi hall dan lapangan luar. Mereka akan bermain di Plasa SD atau Plasa TK atau pendopo kantin lantai dua. Lokasi terakhir adalah lokasi yang paling kami tidak duga. Tetapi jika ada penjemput siswa yang adalah satu diantara mereka dan ami telah berkeliling tempat bermain yang ada dan belum juga ketemu, maka lokasi pendopo kantin menjadi lokasi akhir pencaraian kami.
Dan karena reputasinya itulah, maka kami semua, yang memiliki jam piket antara pukul 15.00-15.45, hafal akan aktivitas mereka. Hingga akhirnya kami berdialog dengan mereka ketika mereka terperangkap sedang bermain bola TK di Plasa TK. Akhirnya mereka mengaku bahwa mereka memang megelompokkan diri sebagai kelompok mabotik. Mabotik merupakan kependekan dari main bola TK!
Jakarta, 21 Maret 2018.
No comments:
Post a Comment