Sabtu, 3 Maret 2018 saya berkunjung ke desa Somongari yang ada di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Ini kunjungan saya untuk kali kedua setelah sebelumnya bersama rombongan teman sekolah datang ke Somongari untuk berkunjung ke Air Terjun yang lokasinya lebih kurang dua kilomater dari pusat desa pada tahun 1984!
Untuk itu, maka kehadiran saya dan teman-teman ke Somongari yang kedua itu setelah 34 tahun. Waktu yang sangat lama untuk melihat betapa berubahnya Somongari. Jalan yang kami lalui dari Cangkrep Kidul hingga Somongari dapat dikatakan baik. Dan ketika mendekati Somongari, yang berada di Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, sebagai penanda adanya tebing dan jurang diberikan batas besi dengan spot ligth juga marka jalan.
Dari desa Somongari, kami masih melanjutkan perjalanan menuju dukuh Harjo. Lokasinya menyusuri jalan Kaliharjo-Somongari. Yang kalau jalan itu saya teruskan, maka saya akan sampai ke desa sebelah, Hulosobo.
Di sepanjang jalan yang kami lalui itu, di tepi-tepi jalan kami temui Bapak atau Ibu dengan sepeda motor atau pikulan-nya, plus keranjang yang berisi durian atau duku atau manggis. Karena memang pada saat itu para petani di Somongari sedang panen buah khas mereka. Para petani itu sedang menanti pedagang yang akan membawa hasil panenannya. Saya sekali mencoba untuk bertanya kepada mereka apakah bisa duriannya kami beli. Mereka menjawab kalau buah yang ada di bawaan mereka sudah milik orang. Dan sekarang mereka menunggu pemiliknya datang.
Dan kepada kami ditunjukkan sekelompok durian yang bebas untuk dibeli. "Silahkan Pak diborong saja." Kata Ibu yang lokasi rumahnya bersebelhan dengan lokasi pegepulan durian, manggis, dan duku. "Semua diborong saja seratus lima puluh ribu." Lanjutnya sembari menunjukkan tumpukan durian sebanyak 11 buah. Tidak terlalu banyak. Tetapi cukup untuk kami makan ber-empat!
Dari desa Somongari, kami masih melanjutkan perjalanan menuju dukuh Harjo. Lokasinya menyusuri jalan Kaliharjo-Somongari. Yang kalau jalan itu saya teruskan, maka saya akan sampai ke desa sebelah, Hulosobo.
Di sepanjang jalan yang kami lalui itu, di tepi-tepi jalan kami temui Bapak atau Ibu dengan sepeda motor atau pikulan-nya, plus keranjang yang berisi durian atau duku atau manggis. Karena memang pada saat itu para petani di Somongari sedang panen buah khas mereka. Para petani itu sedang menanti pedagang yang akan membawa hasil panenannya. Saya sekali mencoba untuk bertanya kepada mereka apakah bisa duriannya kami beli. Mereka menjawab kalau buah yang ada di bawaan mereka sudah milik orang. Dan sekarang mereka menunggu pemiliknya datang.
Dan kepada kami ditunjukkan sekelompok durian yang bebas untuk dibeli. "Silahkan Pak diborong saja." Kata Ibu yang lokasi rumahnya bersebelhan dengan lokasi pegepulan durian, manggis, dan duku. "Semua diborong saja seratus lima puluh ribu." Lanjutnya sembari menunjukkan tumpukan durian sebanyak 11 buah. Tidak terlalu banyak. Tetapi cukup untuk kami makan ber-empat!
Jakarta, 5 Maret 2018.
No comments:
Post a Comment