Dalam sebuah pertemuan dengan guru-guru yang mengajar di lembaga pendidikan pra sekolah beberapa waktu yang lalu, saya sedikit terkesima dengan testimoni 'keberhasilan' seorang guru dengan metodologi mengajarnya. Ibu guru itu tergolong senior dibandingkan dengan teman-temannya yang ada dalam forum itu.
"Di SD, peringkat 1 sampai dengan peringkat 20nya adalah alumni dari PAUD ini Pak. Karena anak-anak kami rata-rata sudah benar-benar siap masuk jenjang sekolah dasar. Mereka sudah 0andai membaca dan juga berhitung." Begitu Ibu guru tersebut menyampaikan di forum setelah saya memberikan kesempatan kepada peserta untuk menyampaikan apa yang bagus mereka alami bersama peserta didiknya. Dan setelah beerapa guru sebelumnya menyampaikan, giliran ibu guru itu.
"Dan untuk mengisi waktu saya di rumah, setelah urusan keluarga, saya membuka rumah les di rumah saya Pak." Begitu lanjutnya.
Dan untuk testimoninya yang pertama, tentang membaca, menulis, dan berhitung, saya sempat menyampaikan bahwa usia pra sekolah tiga keterampilan tersebut bukan menjadi standar kelulusannya. Karena nanti dapat mengacaukan pertumbuhan dan perkembangannya. Dan saya menyampaikan serta mengajak mereka mempraktekkan keterampilan yang selalu menjadi ruang bahagia untuk.anak-anak, yaitu bercerita dan bernyanyi.
Namun Ibu itu mencoba memberikan ilustrasi metodologinya sebagai langkah untuk membuat apa yang disampaikannya di kelas menjadi mudah diingat dan dimengerti siswa dan siswinya.
"Saya selalu mengkaitkan materi menulis dan membacanya dengan benda nyata yang ada di kehidupan terdekat siswa Pak. Misalnya untuk angka 4, saya personifikasikan sebagai kirsi yang dibalik. Angka 8 untuk kacamata saya dengan posisi berdiri. Jadi jika ada kebingungan, personifikadi itu saya kemukakan. Sehingga anak-anak secara bertahap akan mengerti dan menguasai itu." Demikian Ibu guru itu mempromosikan keberhasilannya dalam memintarkan membaca, menulis, dan berhitung ketika siswanya menjelang usia 6 tahun.
Lalu saya sampaikan perranyaan kepada farum;
"Bapak dan Ibu, siapa disini yang pernah kuliah?" Hanya satu Ibu guru yang mengangkat tangannya. Beliaulah penanggungjawab di sekolah itu. Dan itu memberikan gambaran kepada saya tentang fenomena pendidikan di bangku pra sekolah yang pasti ada di pelosok sekalipun!
Jakarta, 15.11.2016.