Merawat jenazah adalah sebagian dari akhir dari sebuah kehidupan. Dan menjadi kewajiban bagi kita untuk memahami secara detil sesuai dengan tuntunan Islam. Meski dalam penyelenggaraan perawatan dan pemakaman tidak menjadi kewajiban seluruh muslim, tetapi pemahaman terhadap pengurusan jenazah seyogyanya menjadiu prioritas kita.
Dari semangat inilah saya membeli buku Merawat Jenazah beberapa tahun sebelum ada diantara anggota keluarga kami yang diambil oleh Sang Pemilik Yang Maha Agung. Buku ini pertama sekali saya lihat saat berkunjung di toko buku Dewan Dakwah yang ada di Jalan Kramat Raya.
Secara sekilas, buku yang saya beli ini sudah saya scanning. Dan saya menemukan perbedaan dengan buku yang pertama kali saya pegang di Kramat Raya. Namun saya mencoba memahami secara garis besarnya. Meski, detil tata caranya saya belum menguasainya dengan baik. Penjelasan yang sama saya juga temukan dalam Ringkasan Hadis Bukhari pada bab Jenazah.
Dan sebelum buku yang menjelaskan seluruh tata krama dan tata cara sesuai syariat yang seharusnya tersebut saya kuasai, Ibu Mertua dan Ayahanda saya lebih dahulu dipanggil Illahi Rabbi. Inna lillahi wa inna illaihi raji'un...
Semoga Allah mengampuni kelemahan saya dalam memanfaatkan waktu dan kesempatan yang diberikan-Nya. Amien.
Jakarta, 24 Oktober 2009.
Dari semangat inilah saya membeli buku Merawat Jenazah beberapa tahun sebelum ada diantara anggota keluarga kami yang diambil oleh Sang Pemilik Yang Maha Agung. Buku ini pertama sekali saya lihat saat berkunjung di toko buku Dewan Dakwah yang ada di Jalan Kramat Raya.
Secara sekilas, buku yang saya beli ini sudah saya scanning. Dan saya menemukan perbedaan dengan buku yang pertama kali saya pegang di Kramat Raya. Namun saya mencoba memahami secara garis besarnya. Meski, detil tata caranya saya belum menguasainya dengan baik. Penjelasan yang sama saya juga temukan dalam Ringkasan Hadis Bukhari pada bab Jenazah.
Dan sebelum buku yang menjelaskan seluruh tata krama dan tata cara sesuai syariat yang seharusnya tersebut saya kuasai, Ibu Mertua dan Ayahanda saya lebih dahulu dipanggil Illahi Rabbi. Inna lillahi wa inna illaihi raji'un...
Semoga Allah mengampuni kelemahan saya dalam memanfaatkan waktu dan kesempatan yang diberikan-Nya. Amien.
Jakarta, 24 Oktober 2009.
No comments:
Post a Comment