Pada sebuah akhir pakan, Sabtu tanggal 28 Februari 2009, saya menerima telepon dari seorang yang ketika saya jawab salamnya, ia bernama Callista. Ya saya mengenal sekali nama itu. Ia adalah siswi saya ketika masih duduk di bangku kelas satu Sekolah Dasar pada tahun 1987. Dan ia sendiri mengingat kelasnya, karena selain menyebutkan nama ia juga menambahkan: dulu di kelas I C waktu Bapak mengajar kami. Dan setelah 22 tahun berlalu, ia kini adalah seorang Dokter gigi yang buka praktek di daerah Puri Mutiara Cipete Jakarta Selatan.
Lalu apa kepentingannya menelepon saya setelah sekian puluh tahun berlalu? Kami mengundang Bapak untuk acara reuni pekan depan di Sekolah. Kita kangen untuk kumpul. Kami mengundang semua guru-guru kami yang dulu mengajar kami. Apakah Bapak bias datang? Katanya. Dan tanpa berpikir panjang lagi saya menjawab bisa. Kalau siswa saja kangen dengan para gurunya, mosok kami tidak kangen dengan siswanya?
Lalu apa yang terbayang dipikiran saya setelah undangan reuni dari siswa saya sekian puluh tahun lalu itu? Selain kerinduan untuk bercengkerama. Saya antusias sekali untuk melihat sebarapa sukses dan hebatnya para siswa ini. Bahkan, saya sendiri ingin sekali memohon maaf atas kelemahan, kekhilafan, kekurangan yang ada pada diri saya ketika dulu mengajari mereka. Itu harus saya sadari karena saat mengajar mereka usia saya masih muda, atau mungkin juga kendali amarah saya masih tipis ketika mendapat mereka tidak sesuai dengan apa yang menjadi ekspetasi saya. Ya, saya ingin diberikan waktu untuk bicara dihadapan mereka, sekaligus mengungkapkan permohonan maaf atas kekurangan yang telah mereka terima dari saya.
Namun apa yang nanti bakal terjadi? Apakah harapan saya untuk dapat berbicara kepada mereka semua terwujud atau akan seperti apa pertemuan itu nantinya? Saya masih belum tahu persis. Namun saya masih bertekad untuk menyampaikan kegembiraan atas undangan mereka dan yang paling penting lagi, mohon maaf. Semoga reuni nanti menjadi awal bagi kami merajut silaturahim dalam konstelasi yang berbeda.
Benar saja, saat pertemuan itupun tiba. Ahad, 8 Maret 2009 di SD Islam Al Ikhlas, Cipete III, Cilandak Jakarta Selatan. Saya datang tepat ketika acara rehat makan dan Shalat. Ya saya terlambat. Tapi saya sangat gembira. Saya memberikan salam kepada mereka dengan, tentunya, membaca nama mereka. Deikian jga dengan mereka. Waktu yang panjang telah merubah beberapa bagian dari diri kita.
Ini adalah reuni khusus buat mereka yang lulus dari SD Islam Al Ikhlas tahun 1993, Dan Callista adalah satu dari 80-an alumni yang datang. Luar biasa!
Masjid Raya Samarinda
Sianok
Drini, Gunung Kidul
Dari Bukit Gundaling, Berastagi.
Senggigi
02 March 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
Sungguh you teman yang bisa aku banggakan karena begitu mulia sebagian besar isian hidup yang youjalani yang aku ketahui dari e-mail yang seringyoukirimkan.Dari pilihan profesi Guru saja sudah tercermin bahwa you adalah orang yang berhati mulia,apalagi ditunjang dari keprofesionalitas yang hingga saat ini tetap melekat erat di your heart.GOD BLESS YOU FRIEND.......pesenku .....Teaplah menjadi dirimu yang sekarang,teman yang bisa selalu menjadi tauladan bagi yang mengenal dan yang melihatmu.Terus terang aku kagum mendengar dan melihat keharmonisan you baik dlm keluarga maupun dilingkungan kerja yang tercermin dari foto-foto yang ada.Kesederhanaan dan keunggulan dalam prestasi memancarkan satu karisma yang tidak termiliki orang lain.ah.......bahasanya kereeeeeen bgt yeee.....tapi memang bener koq,aku saluuuut atas prestasi dan sucses yang yaU raih.sekali lagi......YOU IS THE BEST.Oke yaaa....aku mau cuap-cuap di kelas dulu yaaaaaaa thanks for your information.
Post a Comment