Jumat, 5 Oktober 2018 malam, kami tiba di Makassar untuk menengok kembali setelah terakhir kali saya berkunjung di tahun 2010 untuk sebuah keperluan. Dan mengingat tujuan kedatangan kami kali ini adalah untuk keperluan pribadi, maka lokasi menginap kami pilih di dekat pantai losari. Tepatnya di Jalan Daeng Tompo, yang juga dekat dengan Rumah Makan Lae-Lae, coto H Daeng Tayang, toko oleh-oleh Kerajinan di jalan Somba Opu yang bersebarangan dengan kedai Kopi Ujung, dan tentunya Masjid Apung.
"Bapak ada di kamar lantai 10 ya Pak. Saya pilihkan view ke pantai." Demikian pesan penjaga hotel ketika memberikan kunci kamar kepada saya. Dan ini menjadi keberuntungan bagi saya dan istri untuk sesering mungkin melihat pemandangan laut Pantai Losari dengan berbagai aktivitas pengunjungnya.
Keriuhan disetiap sore hingga malam hari yang nyaris tanpa jeda. Bahkan beberapa tenta stand pameran yang mengokupasi lahan di pantai menutupi tulisan Pantai Losari yang menjadi perburuaan para swafoto. Juga suara dari berbagai musik sebagai bagian dari kegiatan yang selain menyemarakkan suasna pantai juga menjadi hiruk pikuk. Plus asa rokok yang terus menerus, serta berbagai sampah dan bekas cairan yang tumpah di hamparan pantai hasil reklamasi ini.
Dan kesemarakkan berganti di pagi hari dengan tujuan yang berbeda, seperti untuk sekedar jalan-jalan atau melihat suasana berbeda seperti yang saya lakukan ketika berjalan dari ujung Jalan Tanjung Bunga hingga di depan Rumah Makan Tjomot.
Makassar-Jakarta, 6-8 Oktober 2018.
No comments:
Post a Comment