"Foto yang kemarin dikasih Ibu saya Bapak simpan dimana Pak?" Demikian pagi-pagi saya mendapat pertanyaan dari seorang peserta didik yang duduk di bangku kelas tiga SD. Kalimatnya ini dia sampaikan ketika ia baru saja datang ke sekolah dan bertemu dengan saya yang kebetulan sedang ada di halaman depan sekolah. Pertanyaan yang disampaikan dengan raut muka yang penuh semangat. Sembari tersenyum lebar.
Maka saya menyambutnya dengan penuh antusias pula. Saya bermaksud untuk memberikan penghargaan kepada anak tersebut. Saya sembari berjalan menuju ruangan mengajaknya bersama. Dan sesampai ruangan saya segera menarik salah satu laci yang ada di lemari buku saya. Di dalamnya saya tunjukkan salah satu foto yang kemarin baru saja diberikan oleh Ibunya.
Memang foto itu sejarahnya adalah foto ketika saya mengajar kakak dari anak yang baru saja saya minta langsung untuk melihat laci penyimpan foto-foto saya yang ada di kegiatan sekolah. Salah satunya adalah foto lama saya yang kemarin diberi oleh Ibunya.
"Benar kan bahwa foto Pak Agus yang kemarin diberikan oleh Ibu benar-benar Bapak simpan. Dan kamu melihat sendiri bahwa dalam tumpukan foto-foto ini kamu melihat foto-foto Bapak yang lain." Kata saya ketika kami sama-sama menengok betapa banyaknya lembaran foto lama saya di dalam laci lemari yang ada di dalam ruangan kerja saya.
"Lucu ya Pak. Bapak dulu guru kakak saya, sekarang Bapak guru saya." Kata peserta didik saya ini.
Saya tentu mensyukuri percakapan kami di pagi hari itu. Percakapan yang dapat membangunkan motivasi saya untuk terus menunaikan tugas saya sebagai guru di sekolah dengan sepenuh hati dan lebih bersemangat...
Jakarta, 26 Mei 2016.
No comments:
Post a Comment