Begitulah berita yang saya dapatkan siang itu, Minggu, 9 Oktober 2011. Berita penting dan sekaligus relatif genting itu datang dari adik saya yang berdomisili di Ciledug, Tangerang, menjelang pukul 14.00. Yaitu berita tentang duka cita.
Berita ini menjadi penting sekali bukan hanya karena yang meninggal memang besan dari Mamak saya, yang juga adalah Ayah Mertua dari adik kandung saya yang tinggal di kecamatan Lendah, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi DI Yogyakarta, karena terjatuh.
Tetapi pada saat berita itu, saya bersama dengan istri dan anak sedang duduk di teras kelurahan. Dimana ini jga merupakan suatu kebetulan, mengingat pada hari itu, sekitar pukul 08.00, Pak RT kami memberikan kabar agar warga dapat ikut antri untuk proses e-KTP dengan membawa foto kopi. Juga karena Mamak sedang tidak ada di rumahnya sendiri, tetapi sedang berkunjung di rumah saya di Jakarta. Dan yang lebih penting, Mamak berpikir harus pulang untuk segera bisa bertakziah ke Lendah mengingat jenazah besannya baru akan dikebumikan esok harinya. Yang berarti jika sore ini Mamak ikut Sumber Alam, maka esok hari masih mungkin untuk takziah. Itulah lebih kurangnya nilai penting dari sebuah kabar siang itu.
Sembari menunggu antrian yang kala itu belum jelas berakhirnya, saya bermohon kiranya urusan foto dan sidik jari dari proses e-KTP ini benar0benar memungkinkan untuk saya dan istri mengantar Mamak ke Lebak Bulus. Tentu harus sebelum pukul 17.00 benar-benar telah sampai di terminal antar kota antar provinsi itu.
Dan alhamdulillah, urusan e-KTP, yang di koran banyak dikeluhkan karena lamanya antri, tidak saya alami di siang itu. Ketika pukul 14.30 saya, istri, dan anak mendapat panggilan untuk ikut barisan antri di ruangan, maka pukul 15.00 semua urusan kami dengan pengambilan gambar dan data telah beres. Petugas mengingatkan kami bahwa KTP baru akan jadi sekitar awal Desember 2011. Dan kami pun segera meninggalkan halaman kelurahan.
Perjalanan selanjutnya adalah sesegera mungkin saya mengantar Mamak ke Lebak Bulus. Dan alhamdulillah lagi, bahwa Allah memudahkan perjalanan dan urusan kami pada hari itu. Dan esok paginya, pukul 05.00 dini hari, Mamak telah masuk rumahnya di Purworejo, untuk kemudian bersama tetangga serta adik-adik saya takziah ke besan.
Innalillahi wa inna ilaihi roji'un. Semoga almarhum besan Mamak saya diampuni dosa dan khilafnya selama mengarungi hidup di dunia, diberikanNya kemudahan urusan dan dilapangkan kuburnya, diberikan tempat yang layak di sisiNya, dan kepada yang ditinggalkan, semoga diberikanNya kekuatan dalam menerima cobaan ini. Amin.
Jakarta, 10 Oktober 2011.
Berita ini menjadi penting sekali bukan hanya karena yang meninggal memang besan dari Mamak saya, yang juga adalah Ayah Mertua dari adik kandung saya yang tinggal di kecamatan Lendah, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi DI Yogyakarta, karena terjatuh.
Tetapi pada saat berita itu, saya bersama dengan istri dan anak sedang duduk di teras kelurahan. Dimana ini jga merupakan suatu kebetulan, mengingat pada hari itu, sekitar pukul 08.00, Pak RT kami memberikan kabar agar warga dapat ikut antri untuk proses e-KTP dengan membawa foto kopi. Juga karena Mamak sedang tidak ada di rumahnya sendiri, tetapi sedang berkunjung di rumah saya di Jakarta. Dan yang lebih penting, Mamak berpikir harus pulang untuk segera bisa bertakziah ke Lendah mengingat jenazah besannya baru akan dikebumikan esok harinya. Yang berarti jika sore ini Mamak ikut Sumber Alam, maka esok hari masih mungkin untuk takziah. Itulah lebih kurangnya nilai penting dari sebuah kabar siang itu.
Sembari menunggu antrian yang kala itu belum jelas berakhirnya, saya bermohon kiranya urusan foto dan sidik jari dari proses e-KTP ini benar0benar memungkinkan untuk saya dan istri mengantar Mamak ke Lebak Bulus. Tentu harus sebelum pukul 17.00 benar-benar telah sampai di terminal antar kota antar provinsi itu.
Dan alhamdulillah, urusan e-KTP, yang di koran banyak dikeluhkan karena lamanya antri, tidak saya alami di siang itu. Ketika pukul 14.30 saya, istri, dan anak mendapat panggilan untuk ikut barisan antri di ruangan, maka pukul 15.00 semua urusan kami dengan pengambilan gambar dan data telah beres. Petugas mengingatkan kami bahwa KTP baru akan jadi sekitar awal Desember 2011. Dan kami pun segera meninggalkan halaman kelurahan.
Perjalanan selanjutnya adalah sesegera mungkin saya mengantar Mamak ke Lebak Bulus. Dan alhamdulillah lagi, bahwa Allah memudahkan perjalanan dan urusan kami pada hari itu. Dan esok paginya, pukul 05.00 dini hari, Mamak telah masuk rumahnya di Purworejo, untuk kemudian bersama tetangga serta adik-adik saya takziah ke besan.
Innalillahi wa inna ilaihi roji'un. Semoga almarhum besan Mamak saya diampuni dosa dan khilafnya selama mengarungi hidup di dunia, diberikanNya kemudahan urusan dan dilapangkan kuburnya, diberikan tempat yang layak di sisiNya, dan kepada yang ditinggalkan, semoga diberikanNya kekuatan dalam menerima cobaan ini. Amin.
Jakarta, 10 Oktober 2011.
No comments:
Post a Comment