Kepala Sekolah adalah juga guru bagi siswa-siswinya yang menjadi peserta didik di sekolahnya dan juga guru bagi para guru-gurunya. Oleh karenanya, maka Kepala Sekolah secara jumlah adalah guru yang memiliki tugas tambahan. Tugas tambahan itu dihargai sebesar 18 jam pelajaran per pekan menurut ketentuan yang ada. Maka 6 jam pelajaran sebagai pelangkap bagi tugas minimal yang harus diembannya sebesar 24 jam pelajaran per pekan. Itulah Kepala Sekolah. Itukah Anda?
Berbagahagialah jika Andalah Kepala Sekolah itu. Seperti yang saya sampaikan kepada teman-teman saya di sekolah saat Rapat Manajemen sore itu, Rabu, 13 Oktober 2010. Ungkapan ini harus saya sampaikan kepada kawan-kawan untuk meneguhkan hati dan tekad mereka dalam merealisasikan sekolah impiannya. Sekolah yang dilandasi oleh semangat untuk mengembangkan generasi yang jujur dan terhormat dalam ridho Allah Swt. Agar kita semua selalu bergairah dalam menjalani impiannya.
Kepala Sekolah juga adalah guru, karena sesungguhnya para Kepala Sekolah itu menghadapi para guru yang pola perilakunya sama dan juga senada dengan para siswa di dalam kelas, meski dengan kadar yang berbeda. Jika guru di dalam kelas menghadapi siswa yang sering harus diingatkan pekerjaan rumahnya, maka sesungguhnya Kepala Sekolah juga memiliki guru yang setipe dengan siswa tersebut.
Kepala Sekolah juga adalah guru, karena sesungguhnya para Kepala Sekolah itu menghadapi para guru yang pola perilakunya sama dan juga senada dengan para siswa di dalam kelas, meski dengan kadar yang berbeda. Jika guru di dalam kelas menghadapi siswa yang sering harus diingatkan pekerjaan rumahnya, maka sesungguhnya Kepala Sekolah juga memiliki guru yang setipe dengan siswa tersebut.
Misalnya tenggat waktu untuk mengumpulkan RPP atau bahkan draft rapot kadang masih sering harus diingatkan. Dan satu dua pengalaman paling parah pun kadang masih terjadi di beberapa sekolah. Seperti yang dialami oleh salah satu teman yang harus mengerjakan rapot hingga tengah malam karena Pak Guru menggunakan model kebut semalam. Dan ternyata semalaman tidak kelar atau selesai juga.
Apa langkah penyelesaian? Seperti juga guru, maka tidak ada jalan lain bagi Kepala Sekolah untuk mendapatkan teman-teman guru yang berkualitas selain menemani mereka untuk mengembangkan dirinya. Dan pada tahap ini pun masih kita temukan ada diantara mereka yang akseleratif dalam ikhtiar memaksimalkan potensi, ada pula yang sedang0sedang saja, ada pula bahkan yang perlu benar-benar diajak dialog antar hati.
Dan usaha yang dilakukan oleh Kepala Sekolah itu membutuhkan visi, kominmet dan kesabaran atau bahkan tidak jarang ketabahan. Oleh karenanya, saya berujar dalam hati untuk menguatkan prinsip keberadaan saya; jangan pernah lelah untuk membantu orang menemukan 'kemuliannya'. Karena tugas Kepala Sekolah mendidik gurunya juga masuk dalam ranah tersebut.
Selain itu, Ketika guru kita 'terdidik' dan terasah soft skill-nya, maka kita sebagai Kepala Sekolah akan dapat fokus kepada pengembangan sekolah dan pengembangan pelayanan kepada siswa peserta didiknya. Dan bukan lagi kepada komplain orangtua atau masyarakat sekolah lainnya karena ketidakpuasannya.
Jakarta, 6-19 Oktober 2010.
No comments:
Post a Comment