Dalam pandangan saya, ngak betah berada di kampung ketika suami atau pasangan ketika menemani mudik, adalah sesuatu yang benar-benar salah. Meski harus diakui bahwa kehidupan di kampung memang berbeda total dari kota, dimana salah satu pasangan itu berasal sejak lahir hingga besar. Dan letak salahnya menjadi kompleks sehingga harus melahirkan stres.
Ini secara kebetulan saya mendapatkan cerita, atau lebih tepatnya curahan hati dari beberapa teman yang harus mengalaminya. Dan mereka bercerita pengalaman yang tidak enak dengan ringan karena itu sudah menjadi masa lalu mereka. Cerita sesaknya ketidaknyamanan di rumah dan kampung orang tanpa sedikitpun ada jeda. Karena berlalu tidak kurang dari satu hari.
"Saya sampai ngomong sama suami untuk pergi ke terminal atau stasiun, untuk balik ke Jakarta. Karena saya benar-benar tidak nyaman berada di rumah orang dengan situasi dan kondisi di rumah atau luar rumah yang benar-benar membuat saya sesak napas. Tapi suami hanya meminta saya untuk sabar dan mensyukuri bisa ikut pulang kampung kakak ipar." Kata teman saya yang memang dari lahir hingga dewasa belum pernah merasakan pulang kampung selain yang dia alami itu. Pulang kampung ke kampung kakak ipar.
"Saya sama sekali tidak menemukan apa yang pernah Pak Agus ceritakan tentang kampung halaman Bapak yang jaraknya tidak jauh dari kampung kakak ipar itu." Lanjutnya.
"Karena sejak sampai di kampung halaman hingga kembali ke Jakarta setelah 4 hari berada di kampung, hanya keluar rumah untuk berbelanja di kota satu kali. Saya benar-benar tidak ingin lagi." Terusnya lagi.
"Jangan lupa nanti makan gudeg di Wijilan atau bacem kepala kambing, atau tengkleng gajah, atau jeJamuran Kak di Jogja." Demikian kata saya kepada teman saya yang lain setelah mendengar bahwa mereka akan ke kampung halaman pada 'upacara' mudik tahun 2017 ini. Teman ini lahir dan besar juga di Jakarta. Dan kegiatan pulang kampung hanya dia dapatkan sejak mereka menikah.
"Tu Pak catat Pak tempat-tempat yang Mas Agus sebutin. Bapak jangan selalu bawa kami ke pemandian air terus. Bosan Pak." Kata sang istri mengingatkan suaminya. Rupanya apa yang dialami olehnya selalu berulang. Dan itu membuatnya tidak begitu antusias ketika musim mudik tiba. Kenyataan yang terbalik dengan apa yang dirasakan oleh sang suami, yang punya kampung halaman.
Lalu bagaimana dengan Anda atau mungkin pasangan Anda dengan musim mudik tahun ini?
Jakarta, 21 Juni 2017.
No comments:
Post a Comment