Kaget. Inilah perasaan yang muncul dalam benak kami warga Sekolah Islam Tugasku. Perasaan kaget ini lahir ketika melihat ternyata ada sekolah selain kami yang pengembangkan karakter yang sama di sekolahnya. Dan kagetnya lagi, kami menemukannya di brosur sekolahnya untuk Penerimaan Siswa Baru.
Dalam rapat, kami diskusikan apa yang akan dan sebaiknya kami lakukan dengan hal ini? Maka kami mengambil jalan mengalah. Sebuah jalan yang mungkin akan menjadikan kami lebih terhormat. Yaitu jalan dimana kami akan memberikan ilustrasi dan testimoni terhadap sepuluh (10) karakter siswa yang kami pilih dan kami kembangkan untuk karakter siswa.
Sepuluh (10) karakter siswa itu adalah:
1. Tanggung jawab (responsibility),
2. Disiplin (discipline),
3. Jujur (honest),
4. Percaya diri (confidence),
5. Mandiri (independence),
6. Kerja sama (cooperation),
7. Peduli (compassion),
8. Sopan (courtesy),
9. Hormat (respect),
10. Sabar (patience).
Dengan testimoni yang kami up load di media seperti blog atau web sekolah, kami berharap khalayak dapat mengetahui bagaimana kami dapat menceritakan kembali tentang karakter yang kami bangun dan kami punyai, bagaimana kami sepanjang hari pekan dan bulan memompakan semangat untuk berkarakter mulia dan yang tidak kalah penting adalah bagaimana proses karakter siswa yang sepuluh (10) itu kami miliki.
Proses:
Berawal pada sekitar pertengahan tahun pelajaran 2005/2006 kami mencoba menggali tentang mimpi kami terhadap siswa yang kami inginkan. Kalau siswa pintar, seperti apakah pintarnya itu? Kalau menjadi penyeru, maka penyeru yang seperti apakah mereka? Apakah yang akan mereka serukan untuk lingkungan sekelilingnya? Kalau dapat dipercaya, maka seperti apakah karakter yang dapat dipercaya itu yang harus ada pada diri siswa kami itu? Dan kalau mereka adalah sosok yang amanah, maka seperti apakah amanah yang dimaksud tersebut?
Maka dalam sebuah Professional Development pekanan yang ada di sekolah kami, semua dari maki menuliskan mimpi kami masing-masing. Dan ketika mimpi-mimpi tersebut kami coba elaborasikan dengan mimpi kawan, menjadi semakin kayalah mimpi kami tentang hasil belajar tersebut.
Sebelum sesi ditutup, kami menyepakati untuk membuat sebuah komite yang mewakili kami semua dalam wadah yang kami namakan sebagai Komite Karakter. Komite ini merepresentasikan kebaradaan kami yang ada di Kelompok Bermain, Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar dan SMP. Juga manajemen sekolah. Komite inilah yang mematangkan hasil mimpi teman semua. Dan setiap hari PD, Komite ini akan selalu mempresentasikan hasil kerjanya untuk kemudian menjadi bahan diskusi.
Semua dari kami yang terlibat dalam kelahiran 10 karakter siswa yang kami miliki akan mampu mendeskripsikan apa yang saya sampaikan. Ini tidak lain karena kami semua berada di dalam proses kelahiran karakter siswa yang kami miliki.
Lalu apakah selesai disini proses kelahiran karakter siswa kami? Untuk melahirkan 10 karakter siswa sebagaimana yang kami sebutkan di atas memang ya. Tetapi tahapan penerapan di dalam kelas, menjadi pekerjaan rumah kami bersama. Hingga awal tahun pelajaran 2006/2007 kami para guru menemukan gerakan tari atau senam untuk mengingat 10 karakter yang kami telah miliki itu.
Cukupkah sampai disini penerapan karakter siswa kami, yaitu setelah kami semua pendidik yang ada telah mampu menghafal karakter siswa yang kami punyai? Ternyata tidak, dan inilah yang kami akhirnya alami bersama sebagai proses mengajarkan, refleksi, dan penemuan langkah berikutnya.
Itulah yang akhirnya kami dapatkan. Yaitu bagaimana taksonomi Bloom membantu kami membelajarkan karakter siswa di sekolah kami.
Jakarta, 31 Agustus 2010.
No comments:
Post a Comment