Pertama kali saya mendapatkan rencana kegiatan umroh dari Ibu Almitra I Abidin, di awal tahun 2023, dimana diskusi masih seputar ketersediaan waktu untuk kegiatan bersama guru dalam durasi waktu sekitar satu pekan atau lebih, yang tidak mengganggu kegiatan pembelajaran sekolah.
Untuk permintaan tersebut, maka saya mencoba membuatkan ancang-ancang waktunya di sekitar libur sekolah Idul Fitri. Mengingat jika libur semester, baik semester 1 di bulan Desember atau semester 2 saat kenaikan kelas di bulan Juni, maka di dua liburan tersebut akan ada peak session, yang juga akan mengganggu perhitungan biaya.
Melalui Ibu Agnes, saya juga menyampaikan bahwa jika bentuk kegiatannya umroh, maka libur Juni tidak akan bisa kita laksanakan hingga 5 tahun kedepan, mengingat sepanjang Juni akan dan masih berdekatan dengan Idul Adha atau pelaksanaan ibadah haji. Sehingga pelaksanaan umroh ditutup.
Pada tahapan ini, saya hanya bisa membuatkan estimasi waktu libur Idul Fitri. Dengan catatan, maksimal berangkat adalah H+3 dari hari Idul Fitri atau 4 Syawal. Dan akan semakin baik bila berangkat umroh sebelum tanggal itu. Supaya masih ada waktu untuk istirahat bagi guru dan karyawan sebelum masuk kerja kembali.
Dan setelah waktu disepakati, maka pada tanggal 10 Agustus 2023, dalam Rapat bersama Yayasan, hadir juga Ibu Ajeng, dari pihak Travel Umroh untuk membuatkan perencanaan dan perhitungan anggarannya. Alhamdulillah, pikir saya, rencana yang tadinya masih dalam tahap internal, sudah memasuki tahapan lebih riil. Namun 1 pesan Ibu Almitra, bahwa rencana ini tidak boleh bocor.
Dan ini menjadi bagian sedikit berat untuk saya dalam menyimpan informasi yang terbayang bagaimana bahagianya kami nanti menerima kabar itu. Apalagi, libur Idul Fitri, menjadi liburan favorit teman-teman untuk kembali ke kampung halaman, silaturahim keluarga besarnya, atau sekedar liburan. Dan juga libur yang membutuhkan effort lebih, mengingat liburan itu mereka akan ditinggal poulang kampung oleh asisten rumah tangganya. Lalu bagaimana saya harus menyampaikan informasi agar teman-teman tidak mudik di tanggal-tanggal yang telah ditentukan?
Pada Rapat Yayasan tanggal 14 September 2023, Ibu Almitra menegaskan bahwa kegiatan umroh akan diberikan kepada guru dan karyawan yang telah memiliki masa kerja selama 15 tahun atau lebih secara terus menerus. Hal ini sebagai apresiasi atas kontribusi mereka di Sekolah Islam Tugasku.
Pada Rapat Yayasan, bersama seluruh Kepala Sekolah, hari Selasa tanggal 12 Februari 2024 berlokasi di Tugasku, Ibu Almitra memastikan keberangkatan umroh dengan memberitahukan kepada Ibu Yani, Kepala TK, Ibu Novi, Kepala SD, dan Pak Imron, Kepala SMP. Mengangetkan sekaligus membahagiakan mereka. Semua menerima kabar itu dengan berkaca-kaca, bersyukur, dengan menangis haru.
Semua kaget, syok, tidak percaya bahwa kita akan berangkat umroh bersama-sama dalam satu rombongan eksklusif. Masya Allah.
Saya juga menjadi lebih kaget lagi, bahwa yang berangkat umroh tidak saja yang sudah memiliki masa kerja 15 tahun, sebagaimana yang menjadi kesepakatan di awal. Tetapi dengan kebijakan Ibu Almitra, yang akan diberangkatkan umroh adalah semua yang sudah bekerja 13 tahun! Ini kejutan terakhir buat saya.
Dari ketentuan kejutan itu, ada 57 orang dari Tugasku yang berangkat ditambah 13 peserta dari Yayasan termasuk Ibu Almitra, Masya Allah tabarakallah, menjadi hal yang benar-benar diluar dugaan saya selama ini. Mengagetkan, mengagumkan, dan sekaligus membahagiakan. Rasa syukur yang selalu terbayang dan memenuhi pikiran saya. Bahwa semenjak kali pertama Ibu Almitra menginformasikan rencana tersebut.
Hal ini karena umroh tidak saja sebagai rihlah biasa, tetapi adalah perjalanan ibadah yang diidamkan semua kaum Islam. Orang Islam membayangkan bagaimana mereka akan bertemu benda kotak atau kubus hitam yang menjadi pusat atau arah kiblatnya dalam shalat-shalatnya. Bertemu dengan saudara-saudaranya yang berasal dari manapun juga di belahan bumi ini. Menemukan pola komunikasi dan karakter yang beraneka ragam. Umroh adalah ibadah raga dan jiwa.
Yaitu satu; Ibadah harta, mengingat biaya untuk perorangnya tidak sedikit, dan ini semua menjadi tanggungan Yayasan, termasuk diantaranya uang saku dan pajaknya. Maka sempurna sekali nikmat Allah Swt kepada kami.
Dua; ibadah badan, mengingat kita semua akan melakukan aktivitas fisik yang tidak sedikit. Karena jarak tempuh kamar hotel hingga memasuki lokasi shalat wajib lima waktu di Masjid Haram di Mekkah atau Masjid Nabawi di Madinah membutuhkan kemauan dan ketahanan fisik yang prima. Demikian pula saat melakukan prosesi umroh, berupa thawaf mengelilingi ka’bah sebanyak tujuh kali dengan tetap memelihara wudu, sa’i antara Safa dan Marwa dalam 7 kali perjalanan. Serta bertahalul.
Tiga; Ibadah spiritual. Ibadah jiwa. Yang antara lain adalah capaian rasa syukur, rasa kagum yang tiada tara atas prosesi ibadah sebagaimana yang telah diteladankan oleh Nabi Ibrahim As bersama keluarganya. Sebuah prosesi yang membutuhkan ketahanan fisik dan juga motivasi mental dalam matra sejarah dan keilahian yang memantik kekaguman yang tidak mungkin diutarakan dalam kalimat dan paragraf.
Sebuah prosesi yang selalu akan mengalirkan air mata kekaguman dan kesyahduan yang terlalu atau bahkan mustahil untuk bisa dibendung dan diinterpretasikan. Prosesi yang akan selalu membangkitkan rasa rindu kepada siapa saja yang telah dan pernah hadir di kota Mekkah dan Madinah. Yang membangkitkan dorongan keinginan untuk datang kembali dan kembali.
Bagaimana kita dapat mendeskripsikan kenangan melaksanakan perjalanan umroh ini, yang demikian dahsyatnya dalam uraian kata dan kalimat?
Karena semangat dan kebahagiaan yang tiada tara, yang tercermin dari peserta umroh Tugasku. Baik saat kami tiba di Jeddah dan mempersiapkan diri untuk umroh pertama, malakukan thawaf dengan iringan tangis bahagia dan haru serta penuh doa, sa’i dengan langkah penuh semangat hingga tahallul. Irama yang ti dak pernah saya lihat surut hingga hari terakhir kami di kota Mekkah dan Madinah. Semua aktivitas teman-teman nikmati dengan antusiasme dan tidak ada jeda untuk lelah. Luar biasa membahagiakan.
Harapan setelah saya bersama teman-teman selesai umroh dan kembali ke Jakarta, kembali ke keluarga, dan kembali keaktivitas sehari-hari, semangat itu tetap menyala dan berkobar. Agar semua kenangan indah dan positif itu selalu menjadi pemicu dan menginspirasi pada tataran nyata di kehidupan.
Nikmat yang luar biasa. Kesadaran akan pentingnya memotivasi diri sendiri dalam bingkai berpikir positif, berbaik sangka atas apa yang terjadi. Apapun itu.
Fibrasi yang menjadikan aura dalam demensi kelompok, akibat beberapa dan sebagian besar dari para anggotanya yang selalu bersemangat, berjuang dan memperjuangkan apa yang diinginkan. Nikmat yang mengendap dalam dada untuk menjadi insan yang lebih ikhlas ketika menunaikan tugas kependidikan.
Semoga perjalanan kami menjadi perjalanan yang mendapat ridho Allah Ta'ala. Mulai dari keberangkatan kami dari rumah masing-masing hingga kami semua kembali ke rumah dan berjumpa dengan keluarga.
Semoga Ibu Almitra I Abidin dan keluarga besar Yayasan Bina Tugasku selalu dilimpahi manisnya iman, kesehatan, kekuatan, kemudahan, keberkahan, hidayah dan inayah-Nya. Aamiin Allahumma Aamiin.
Pertengahan Syawal 1445 H/April 2024